REPRODUKSI PADA KERBAU

REPRODUKSI PADA KERBAU

Disusun oleh : Asep Rohimat K SPt

Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu hewan terhenti, hewan tersebut dapat bertahan hidup, sebagai contoh hewan yang diambil organ reproduksinya (testes atau ovarium) hewan tersebut tidak mati. Reproduksi penting akan kelangsungan spesies hewan tersebut supaya tidak punah, seperti  ungkapan terkenal “survival of the fitness”. Teori evolusi modern mendefinisikan “fitness” bukan dari lamanya organisme itu hidup tetapi seberapa sukses ia bereproduksi. (Hasan dkk, 2014)

                Reproduksi adalah suatu proses yang rumit pada semua spesies hewan. Rumit karena reproduksi tergantung dari fungsi yang sempurna bagi proses-proses biokimia pada sebagian alat tubuh. Ovulasi, estrus, kebuntingan, kelahiran dan laktasi semuanya tergantung pada fungsi yang sempurna dari berbagai hormon dan alat tubuh. Setiap abnormalitas dalam anatomi atau fisiologi alat reproduksi mengakibatkan menurunnya fertilitas atau dapat menyebabkan sterilitas.

              Reproduksi pada kerbau penting untuk dipelajari walaupun pemeliharaan di peternak kabupaten Lebak masih belum seintensif ternak sapi di daerah lain. Organ reproduksinya lebih kecil tapi serupa dengan umumnya sapi. Ovariumnya lebih kecil dan lebih panjang dibanding sapi, demikian juga corpus luteumnya. Umur pubertas kerbau antara 16-22 sampai 36-40 bulan bervariasi di beberapa wilayah. Dalam kondisi minimal nutrisi estrus pertama terjadi pada umur 24-36 bulan. Dalam kecukupan nutrisi pakan, pubertas bisa dicapai sebelum umur 20 bulan. Faktor makanan memainkan peranan penting dalam berbagai peristiwa faali yang terjadi dalam mencapai dewasa kelamin dan proses-proses reproduksi. Defisiensi tertentu dapat memperlambat kedewasaan pada hewan jantan maupun betina dan dapat pula menyebabkan perubahan degenerasi dalam alat-alat kelamin setelah alat-alat tersebut berkembang. Kekurangan nutrisi menurunkan jumlah dan kekuatan spermatozoa dan dapat menghentikan spermatogenesis.(Anggorodi, 1994)

 

Pubertas sangat dipengaruhi oleh genetik, musim, iklim, manajemen pakan dan pertumbuhan. Waktu kawin pada kerbau ternyata berbeda antara kerbau sungai dan kerbau lumpur. Pada kerbau sungai estrus muncul dari bulan juli sampai akhir februari. Puncak musim kawin terjadi pada musim gugur dan musim dingin. Sedangkan pada kerbau lumpur estrus terjadi terus sesuai siklus birahinya sepanjang tahun (siklusnya 19-20 hari, lama estrus rata-rata 12-28 jam, ovulasi terjadi kurang lebih 10 jam setelah berakhirnya estrus). Ciri-ciri birahi pada kerbau sama yang terjadi pada sapi, tapi lebih sulit di deteksi. Keluarnya mucosal vaginal, vulva bengkak, mounting behaviour dan saling menaiki adalah tanda utama dari birahi. Lamanya birahi hewan ternak di tegalan dimana jarang terdapat makanan mungkin lebih pendek dibanding dengan hewan ternak yang dikandangkan (Nur Ihsan, 2010)

Masa kebuntingan kerbau  lebih lama dibandingkan sapi, kerbau rata-rata 310 sampai 330 hari masa kebuntingannya. Kerbau murah memiliki masa kebuntingan lebih pendek (315 hari) dibanding kerbau lumpur (330 hari). Calving interval kerbau bervariasi antara 400 dan 600 hari, bahkan bisa lebih.  Ovulasi pertama setelah bunting tidak umum sebelum 55 hari setelah kelahiran, tapi bisa tertunda lebih dari 90 hari ketika sedang menyusui. Estrus pertama terjadi setelah 130 hari setelah kelahiran, tapi bisa lebih lama lagi tergantung nutrisi dan musim.

 

Daftar Pustaka :

  • Blakely, James dan David H.Bade (1998). Cetakan ke IV. Ilmu Peternakan Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
  • Anggorodi, R, Prof. Dr (1994). Cetakan ke V. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
  • Hasan, Munif Said., Ferial, Eddyman W., Soekendarsi., Eddy (2014) Pengantar Biologi Evolusi. Penerbit Erlangga. Jakarta
  • Nur Ihsan, H. Moh., Dr. Ir. Ms (2010) Ilmu Reproduksi Ternak Dasar. Universitas Brawijaya Press. Malang
  • http://www.partners-in-reproduction.com/reproduction-buffalo

Terkait

Komentari

Surel Anda tetap rahasia. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *
Anda boleh menggunakan label dan atribut HTML: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
    Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
PRESTASI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Pegawai
INFOGRAFIS
Harga Produk Hewan