Disusun : Asep Rohimat K
Waktu inseminasi ternak sangat penting yaitu pada waktu ternak betina masuk masa birahi. Ada persentase kemungkinan terjadinya konsepsi pada periode-periode tertentu dari birahi ternak betina yaitu :
- Permulaaan birahi : 44%
- Pertengahan birahi : 82%
- Akhir birahi : 75%
- 6 jam sesudah birahi : 62,5%
- 12 jam sesudah birahi : 32,5%
- 18 jam sesudah birahi : 28%
- 24 jam sesudah birahi : 12% (Dr. Ir. Feradis, M.P)
Konsepsi terbaik pada sapi perah betina diperoleh jika inseminasi dikerjakan selama dalam akhir birahi dibandingkan jika dikawinkan pada awal atau dekat dengan saat ovulasi (Dr. Ir. Feradis, M.P). Kondisi ini berkaitan erat dengan kesegaran dari pada gamet dan waktu yang diperlukan untuk kapasitasi dari spermatozoa (Dr. Ir. Nuryadi, MS).
Spermatozoa tidak mampu menembus dinding ovum “zona pelusida” dan melakukan fertilisasi sebelum mengalami proses pematangan yang dikenal dengan kapasitasi. Kapasitasi ini terjadi dalam saluran reproduksi betina. Pada mamalia, kapasitasi spermatozoa berkaitan dengan sekresi saluran reproduksi betina melalui perendaman estrogenik. Kapasitasi memodifikasi komposisi lemak membran plasma spermatozoa, menghilangkan protein-protein yang diterima dari permukaan alat kelamin jantan dan membebaskan enzim-enzim yang disimpan dalam akrosom (bagian kepala sperma selain inti). Dalam proses kapasitasi ini diperkirakan terjadi pelepasan satu lapisan lipo protein dari permukaaan spermatozoa sehingga terjadi penembusan zona pelusida sehingga kepala spermatozoa dapat menembus zona tersebut dan berdifusi dengan membran sel telur. Dan zona pelusida hanya dapat ditembus oleh spermatozoa dari spesies yang sama (Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DES, DEA.
Sumber : Google Image
Setelah semen dideposisikan dalam vagina, enzim proteolitik mengubah lendir cairan plasma menjadi cairan yang lebih encer, agar spermatozoa menjadi sangat motil. Fruktosa yang merupakan sumber energi spermatozoa untuk bergerak, zat basa mencegah matinya spermatozoa karena keadaan asam dalam vagina dan asam lemak tertentu menyebabkan kontraksi otot polos dalam dinding uterus dan tuba falopi. Spermatozoa bergerak sepanjang saluran reproduksi betina pada umumnya disebabkan kontraksi dinding uterus dan gerakan silia dari spermatozoa didalam saluran tersebut (Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DES, DEA).
Spermatozoa harus ada dalam oviduct, dekat terjadinya fertilisasi pada beberapa jam sebelum oocyte datang di tempat fertilisasi. Oocyte tetap dalam keadaan fertil selama 8-18 jam setelah ovulasi. Dan pada kebanyakan jenis ternak, spermatozoa tetap fertil selama 24-48 jam setelah didiposisikan kedalam saluran kelamin betina. Jika seekor betina diinseminasi pada 24 jam sebelum ovulasi, maka spermatozoa akan mengalami kapasitasi dan mulai mengalami penuaan sebelum ovulasi. Tetapi jika inseminasi dilakukan pada saat ovulasi, maka ovum akan mengalami penuaan tatkala spermatozoa belum selesai kapstitasinya. Fertilisasi mungkin saja terjadi antara gamet jantan dan gamet betina, walaupun salah satu gamet tersebut mengalami penuaan, tapi hal ini dapat meningkatkan kematian embrio awal (Dr. Ir. Nuryadi, MS).
Kapasitasi secara tidak langsung merupakan satu proses yang terjadi sebelum fertilisasi pada ternak. Peluang terbaik bagi fertilisasi dan produksi embrio yang memiliki daya hidup tinggi adalah jika oocyte mencapai tempat fertilisasi pada saat spermatozoa baru saja selesai mengalami kapasitasi (Dr. Ir. Nuryadi, MS).
PUSTAKA :
- Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DES, DEA. 2013. Dasar Fisiologi Ternak. IPB Press. Bogor
- Dr. Ir. Nuryadi, MS. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas Brawijaya Press. Malang
- Dr. Ir. Feradis, M.P. Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Alfabeta. Bandung