Oleh : Jamaluddin ZA, S. Pt (Kasi Budidaya Peternakan Disnak Kab. Lebak)
Kambing lokal sering juga disebut kambing kacang, kambing jawa dan atau menyebutnya kambing gunung untuk kambing lokal yang lebih besar tubuhnya. kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia, kambing lokal merupakan tipe pedaging dan banyak tersebar di Indonesia, begitu juga di Kabupaten Lebak tersebar hampir disetiap kecamatan.
Kambing lokal merupakan plasma nutfah Indonesia, Peternak di Kabupaten Lebak memelihara kambing lokal sebagai usaha sampingan. Saat ini keberadaan kambing lokal mulai bergeser akibat peternak saat ini lebih cendrung memilih memelihara domba dibandingkan kambing lokal. Hal ini disebabkan permintaan akan ternak domba di Kabupaten Lebak lebih tinggi dibandingkan dengan kambing lokal, disamping itu harga domba dengan ukuran yang sama lebih mahal harganya dibandingkan kambing lokal.
Pola pemeliharaan kambing lokal di Kabupaten Lebak sebagian ada yang dilepas pagi hari dan pada saat sore hari pulang ke kandang, ada juga yang dipelihara di kandang tanpa dilepas sama sekali dan ada juga yang digembalakan oleh peternak seharian di padang penggembalaan.
A. Ciri-ciri Kambing Lokal
Ciri-cri kambing lokal yaitu memiliki bulu pendek dengan warna bervariasi mulai dari coklat, hitam, putih campuran. Bentuk badan persegi panjang, telinga lebih cenderung berdiri. tanduk melengkung ke atas dan ada yang melengkung ke belakang, kambing jantan pada umumnya berjanggut dan memiliki bulu yang panjang dan tebal mulai dari leher sampai ekor.
B. Kelebihan Kambing Lokal
Kambing lokal memiliki beberapa kelebihan dengan kambing jenis lain dan domba yaitu kambing lokal merupakan ternak yang prolifik ( memiliki banyak anak) sekali melahirkan anak bisa menghasilkan 2 ekor, 3 ekor bahkan ada yang 4 ekor. jika dipelihara secara intensif lebih cepat dalam peningkatan populasi. Kemudian Kambing lokal memiliki kelebihan sangat adaptif terhadap lingkungan di Indonesia, karena kambing lokal merupakan kambing asli Indonesia sehingga pakan, iklim dan cuaca sudah menyesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan dibandingkan kambing yang berasal dari luar Indonesia yang masih perlu beradaptasi dengan keadaan pakan, iklim dan cuaca yang ada di Indonesia.
Masyarakat di daerah-daerah tertentu di Indonesia lebih memilih mengkonsumsi daging kambing dibandingkan daging domba, karena rasa daging kambing bagi sebagian orang lebih nikmat dibandingkan daging domba. Misalnya di DKI Jakarta dan sebagian besar Sumatera. Daerah-daerah tersebut pada saat Idul Adha lebih memilih membeli kambing daripada dengan domba. Begitu juga pada saat pesta pernikahan, aqiqah atau acara besar lainnya lebih memilih memotong kambing dibandingkan domba. Sehingga pangsa pasar kambing lokal masih terbuka luas pada daerah tersebut.
C. Permasalahan dalam Budidaya Kambing Lokal
Sebagian besar peternak kambing lokal di Kabupaten Lebak memelihara kambing lokal sebagai usaha sambilan. Pola budidayanya secara umum masih ekstensif. Ada yang memelihara dengan digembalakan dan ada juga yang dilepas atau diliarkan.
Peternak Kabupaten Lebak lebih memilih memelihara domba dibandingkan dengan kambing lokal dengan berbagain alasan yaitu ; kambing lokal harganya lebih murah dibandingkan dengan domba, Peminat untuk qurban lebih banyak memilih domba dibandingkan kambing. Domba lebih mudah diarahkan pada saat digembalakan dan Jika dilepas kambing lebih agresif, kadang-kadang pagar kebun yang dibuat untuk melindungi tanaman dapat dilompat oleh kambing.
D. Regulasi Tentang Kambing Lokal
Berdasarkan aturan penetapan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 48/2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) lokal dan Perbibitan Ternak, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 117/2014 tentang penetapan dan pelepasan rumpun ternak,maka Kambing lokal yang disebut kambing kacang salah satunya ternak yang sudah ditetapkan rumpunnya.
Diharapkan minat peternak dalam budidaya kambing lokal meningkat agar plasma nutfah ternak lokal Indonesia tetap terjaga dan terhindar dari kelangkaan atau kepunahan.
F. Budidaya Kambing Lokal
F.1. Pemilihan Bibit
Bibit kambing lokal yang akan dipelihara harus sehat dan tidak cacat,Keturunan kembar baik yang jantan maupun betina, Betina memiliki alat reproduksi normal, ambing yang besar dan simetris, Pejantan memiliki skrotum yang besar dan simetris berbentuk mirip huruf W dan memiliki libido yang tinggi.
F.2. Perawatan
F.2.1. Kandang
Kandang berupa kandang panggung dengan lantai yang mudah dibersihkan, lantai memiliki celah agar feses dapat jatuh kebawah kandang, tersedia tempat pakan dan tempat minum.
F.2.2. Pakan
Pakan berupa hijauan rumput yang ditambah leguminosa jika memungkinkan ditambah makanan penguat berupa konsentrat atau dedak.
F.2.3. Rekording
Melakukan pencatatan pada setiap kejadian penyakit dan pengobatan, kelahiran maupun perkawinan. Hal ini selain mengetahui status kesehatan ternak juga bisa menghindari inbreeding.
F.3. Pengendalia Penyakit
Pengendalian penyakit terkait dengan kebersihan baik ternak maupun kandang, selain itu kesehatan juga sangat berpengaruh dari keterseiaan nutrisi yang dibutuhkan kambing.
DAFTAR PUSTAKA
Herman, R. (2003) Ternak Ruminansia Kecil. Laboratorium Ilmu Produksi Ternak
Ruminansia Kecil. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Mulyono, S. (1999) Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebaran Swadaya.
Jakarta.