Disusun oleh : Asep K, S.Pt
Estrus berasal dari kata latin βoestrusβ yang mempunyai beberapa arti yaitu penggoda, sengatan, kegilaan (Wikipedia, 2020). Karena betina yang yang sedang estrus seperti disengat suatu kegilaan sehingga menjadi penggoda jantan supaya mau menaikinya. Definisi estrus dalam dunia peternakan adalah keadaan fisiologis hewan betina yang siap menerima perkawinan dengan jantan (Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DES, DEA). Pada mulanya siklus estrus pada hewan liar mengikuti estrus bermusim (biasanya musim kawin terjadi pada hari siang yang panjang). Tapi karena domestikasi sifat ini berubah karena memperoleh lingkungan yang lebih baik (perkandangan dan nutrisi) dan oleh seleksi untuk memperoleh ternak yang prolifik sehingga hewan domestikasi (ternak) bersifat estrus bersiklus (Dr. Ir. Nuryadi, MS).
Pada sapi yang tidak bunting, satu siklus estrus atau birahi yang normal terjadi setiap 18-24 hari. Pada peternakan dengan deteksi yang sempurna, rata-rata panjang siklus akan kurang dari 25 hari. Jika bertambah diatas 30 hari, perlu perhatian mengenai deteksi birahi yang jelek, nutrisi rendah, penyakit atau oleh ketiganya (Dr. Ir. Feradis, M.P). Siklus birahi dikontrol sekaligus oleh sistem saraf pusat dan ovarium. Sistem saraf pusat merupakan sumber ritmik dari sekresi hipothalamus dan hipofisa tetapi ovarium berperan dalam kontrol balik terhadap berfungsinya hipofisa melalui hormon-hormon yang disekresikan (Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DES, DEA).
Kadar estrogen yang tinggi akan mengontrol tingkah laku birahi. Walaupun ada interaksi antara estrogen dengan beberapa situasi tertentu untuk memunculkan respon tingkah laku yang maksimal. Ini terjadi pada ternak babi dan domba, bahwa indera penciuman dan pendengaran merupakan hal penting dalam siklus birahinya, dan pernah diuji coba pada babi betina yang tidak ada pejantannya. Begitu diperdengarkan rekaman suara babi jantan dan dikeluarkan bau yang mengandung pheromone babi jantan, maka muncullah respon tngkah laku birahi yang kuat pada babi betina (Dr. Ir. Nuryadi, MS).
Tingkah laku (behaviour) birahi ternak
Sedangkan pada domba betina tidak memunculkan tanda birahi manakala tidak ada domba jantan. Kombinasi antara indera penglihatan, pendengaran dan penciuman diduga berperan dalam hal ini. Rasa sentuhan (singgungan) mungkin penting bagi respon pada semua jenis ternak, yalni berupa jilatan, gigitan, gesekan dan kibasan dari anggota tubuhnya adalah bagian dari percumbuan sebelum kopulasi. Domba betina akan menggesekan dirinya pada leher dan tubuh domba jantan, betina akan mengitari jantan dan menggigit genitalia domba jantan dan menggoyangkan-goyangkan ekornya dengan kuat. Karena vulva domba betina estrus tidak rapat dan tidak nampak adanya mucus yang keluar, maka jika melakukan Inseminasi Buatan pada domba, maka diperlukan kehadiran domba jantan sebagai pengusik untuk mendeteksi domba-domba betina yang sedang birahi (Dr. Ir. Nuryadi, MS).
Sedangkan pada sapi selain mempunyai siklus birahi (21 hari), bisa dilihat tanda-tanda yang tampak, yaitu (Dr. Ir. Feradis, M.P) :
- Ternak gelisah
- Sering berteriak
- Suka menaiki dan dinaiki sesamanya
- Vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa jawa : Abang, Abuh, Anget, atau 3 B dalam bahasa sunda : Beureum, Bareuh, Baseuh)
- Dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak berwarna
- Nafsu makan berkurang.
Estrus/birahi adalah periode yang penting untuk peternak supaya ternaknya bisa bunting dan menambah populasi ternaknya. Maka ternak yang estrus/birahi bersiklus, rekording menjadi dasar penting penentuan inseminasi yg baik, selain pengamatan tingkah laku ternak pada waktu subuh dan malam hari.
Β
PUSTAKA :
- Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DES, DEA. 2013. Dasar Fisiologi Ternak. IPB Press. Bogor
- Dr. Ir. Nuryadi, MS. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas Brawijaya Press. Malang
- Dr. Ir. Feradis, M.P. Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Alfabeta. Bandung
- Bulan Januari 2020