TATALAKSANA PEMELIHARAAN AYAM JOPER SEBAGAI PEDAGING

TATALAKSANA PEMELIHARAAN AYAM JOPER SEBAGAI PEDAGING

Oleh :  Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Disnak Lebak)

Ayam joper adalah singkatan dari ayam jowo super atau disebut juga ayam kampung super. Ayam joper merupakan persilangan antara ayam kampung dengan ayam petelur merah. Persilangan ini akan memperbaiki mutu genetik ayam.  Adapun keuntungan yang diperoleh dari ayam joper adalah lebih cepat dalam pertumbuhan dibanding ayam kampung, kemudian dapat diproduksi secara massal karena induknya berasal dari ayam petelur. Bagi masyrakat yang ingin berusaha dibidang ayam kampung yang lebih cepat panen dan lebih mudah dalam penyediaan DOC,  ayam joper merupakan pilihan yang tepat.  Harga satuan ayam joper dengan berat badan yang sama lebih mahal dibandingkan ayam broiler .

Penampilan ayam joper lebih mirip dengan ayam kampung biasa baik bentuk fisik maupun warna bulunya. Warna bulunya bervariasi mulai dari warna coklat, hitam, putih maupun campuran.  Biasanya jantan memiliki jengger yang lebar. 

Ayam joper merupakan ayam dwiguna bisa sebagai pedaging bisa juga sebagai petelur.  Oleh karena itu terdapat dua pilihan usaha pemeliharaan ayam joper yaitu sebagai petelur atau sebagai pedaging.  Pemeliharaan ayam joper dengan tujuan petelur yaitu dilakukan dengan memelihara ayam joper mulai dari DOC, produksi (bertelur) sampai afkir. Sedangkan untuk tujuan pedaging ayam joper dipelihara dari DOC sampai usia 60 hari.  Pada artikel kali ini kita membahas ayam joper sebagai pedaging.Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan oleh peternak dalam usaha ayam joper sebagai pedaging. Berikut ini tahapan tahapan pemeliharaan ayam joper sebagai ternak pedaging :

A. Pembuatan Kandang

Sebelum membeli ternak ayam joper terlebih dahulu membuat kandang.  Kandang harus terbuat dari bahan yang kokoh, mudah didapat dan harga yang murah. Banyak bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membuat kandang ayam joper.  Bahan-bahan yang mudah dan murah, misalnya bambu dan kayu untuk rangkanya dan atapnya daun rumbia (hateup), andai peternak memiliki modal yang cukup atas bisa dibuat dari asbes atau genteng.

Ukuran kandang juga harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang akan dipelihara. Luas kandang tidak boleh terlalu padat dan tidak boleh terlalu longgar. Jika terlalu padat akan terganggu terhadap kesehatan ayam dan jika terlalu longgar ayam akan banyak beraktifitas sehingga pertambahan bobot badan lebih lambat. Kapasitas kandang 8-10 ekor per meter persegi. 

Agar pemeliharaan ayam dapat berjalan dengan baik dibutuhkan peralatan atau perlengkapan. Peralatan yang harus disediakan indukan atau brooder, tempat pakan,  tempat minum, terpal, skop, cangkul dan semprotan. Peralatan mendukung pada saat pemeliharaan.

Letak kandang juga harus memenuhi standar, Posisi kandang tidak melawan arah mata angin dan tidak mencemari lingkungan.  Apabila usahanya memiliki populasi yang banyak, jarak harus diatur dengan pemukiman terdekat.  Jarak idealnya adalah minimal 500 m dari pemukiman terdekat.  Selain itu sebelum membuat kandang terlebih dahulu memperhatikan Rencana tata ruang dan Rencana wilayah dari suatu Daerah, agar tidak ada masalah dikemudian hari, baik dengan pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar.

B. Pemilihan Bibit

Memilih bibit yang baik merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu usaha peternakan ayam. Oleh karena itu pemilihan bibit sangat penting dilakukan oleh peternak. Jika peternak memelihara dari DOC maka peternak harus mengetahui ciri-ciri DOC yang baik. Berikut ini adalah ciri-ciri DOC ayam joper yang baik :

  1. Sehat ditandai dengan mata yang cerah dan gerakan yang lincah
  2. Tidak cacat
  3. Performa yang baik (berdiri tegap dan memiliki tulang yang kokoh)
  4. Kaki mengkilat
  5. Anus bersih tidak ada kotoran yang menempel
  6. Menetas 21 hari (tida lebih/tidak kurang)

         

C. Pemeliharaan

Sebelum Day old Cick (DOC) datang terlebih dahulu disiapkan alas litter (sekam atau serbuk gergaji), tempat pakan, tempat minum dan brooder (penghangat). Penyediaan brooder bertujuan untuk menghangatkan suhu ruangan dimana DOC ditempatkan, suhu lingkungan harus sesuai dengan suhu yang dibutuhkan DOC. Setelah DOC datang langsung dimasukkan ke dalam brooder.

Penanganan pada awal datang DOC harus menjadi perhatian peternak agar tidak terjadi banyak resiko yang tidak diinginkan akibat lelah pada saat transportasi, misalnya kematian DOC.  Hal yang utama dilakukan pada saat DOC baru datang adalah pemberian air minum yang ditambah dengan gula dan vitamin. Pemberian air gula dimaksudkan untuk memulihkan energi DOC akibat transportasi.

Kemudian yang perlu diperhatikan setelah DOC masuk dalam brooder adalah penyebaran DOC dalam brooder. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakan suhu sudah sesuai dengan kebutuhan DOC. Jika DOC  bertumpuk mendekat ke lampu dalam brooder berarti DOC kedinginan atau suhunya kurang, jadi perlu ditingkatkan suhunya. Jika kebanyakan DOC menjauh dari lampu berarti suhu terlalu tinggi sehingga perlu dikurangi suhunya. Kondisi suhu yang tepat adalah jika DOC menyebar, tidak berkumpul di dekat lampu atau tidak menjauh dari lampu, suhu idealnya usia ayam 1-7 hari adalah 32-34 0C.

Semakin bertambah usia ayam tentu semakin besar tubuh ayam sehingga brooder harus semakin diperlebar ukurannya. Suhu ideal pada ayam usia 8-14 hari adalah 27-29 0C. tahap ini pemberian vitamun tetap dilakukan.

Ayam dengan kondisi sehat pda Usia ayam 15-21 hari sudah mulai dilatih secara  bertahap dilepas dari penghangat (brooder) terutama pada siang hari, karena pada usia tersebut sudah mulai bisa menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Namun jika suhu udara sangat dingin brooder tetap dinyalakan siang maupun malam hari. Ayam pada kandang panggung dilepas di dalam kandang tanpa alas litter lagi. Tahapan ini tetap diberikan vitamin.

Usia 22 – 35 hari Suhu lingkungan dijaga dengan mengatur lapisan pelastik atau terpal yang ditempatkan di sisi kandang. Usia 35 hari tubuh ayam sudah mulai besar, Dilakukan penimbangan berat badan agar diketahui pertambahan bobot badan ayam.  Sangat perlu memperhatikan penanganan limbah, terutama feses ayam. Kandang postal pada tahap ini dilakukan penambahan alas lantai kandang dan pengadukan agar lantai tidak lembab.  Kandang panggung pada tahapan ini harus dilakukan penanganan limbah yang lebih intensif karena feses cepat menumpuk dibawah kandang. 

Pertumbuhan ayam joper dengan kondisi ayam sehat dan terpenuhi semua kebutuhan nutrisi maka pada usia 60 hari bobot badan ayam bisa mencapai 0.8-1,2 kg.  Sangat perlu diperhatikan pada tahapan ini adalah pengontrolan limbah agar tidak menimbulkan penyakit pada ayam dan mencemari lingkungan.  Usia 60 hari ayam  joper sudah bisa dipanen. 

D. Pemberian Pakan dan minum

Ketersediaan pakan harus menjadi perhatian peternak, agar tidak mengganggu pertumbuhan ayam.  Pakan menempati biaya paling besar dalam usaha ayam joper yaitu sekitar 70 %.  Pemberian pakan harus sesuai tahapan dan memenuhi kebutuhan untuk mempercepat pertumnbuhan ayam.  Pakan ayam joper yang dipelihara selama 60 hari terdiri dari pakan starter yaitu umur 0-30 hari dan pakan finisher yaitu umur 31-60 hari.

Pemberian pakan ayam joper setiap hari pada usia ayam 1-7 hari adalah 10 gram/ekor, pemberian pakan pada ayam joper setiap hari usia 8-14 hari sebanyak 15 gram/ekor, pemberian pakan ayam joper setiap hari usia 15-21 hari adalah 20 gram/ekor, pemberian pakan ayam joper setiap hari usia 22-28 hari adalah 30 gram/ekor, Pemberian pakan ayam joper setiap hari usia 29-35 hari adalah 40 gram/ekor, pemberian pakan ayam joper setiap hari usia 36-42 hari adalah 50 gram/ekor/hari, pemberian pakan setiap hari usia 43-49 hari adalah 60 gram/ekor dan pemberian pakan setiap hari usia 50-60 hari adalah 70 gram/ekor. 

Komponen terbesar penyusun tubuh ayam adalah air, sehingga pemberian air minum sangat penting. Pemberian air minum diberikan secara adlibitim (tersedia setiap saat). Kualitas air minur harus dijaga, air harus bersih dan tidak terdapat bakteri yang merugikan didalamnya.  Pemberian vitamin bisa dilakukan dengan mencampur dengan air minum.

E. Vaksinasi

Vaksinasi harus dilakukan untuk mencegah agar ayam tidak terjangkit penyakit. Selama pemeliharaan 60 hari dilakukan vaksinasi sebanyak dua kali, vaksin pertama dilakukan pada saat usia ayam 4 hari dengan tetes mata. Kemudian vaksin ke dua setelah usia ayam 21 hari. vaksin kedua bisa dilakukan dengan penyuntikan atau dengan air minum. Vaksin yang diberikan terutama adalah vaksin ND.  Ayam yang dipelihara dengan tujuan petelur vaksinasi dilakukan sampai lima kali.

F. Bio Security

Pemeliharan ayam joper harus memperhatikan bio security.  Bio security adalah  serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit ke dan dari peternakan.  Elemen biosecurity adalah isolasi, pengawasan lalu lintas unggas dan sanitasi. Isolasi dilakukan dengan menjaga jarak dengan peternakan lain, membuat pagar pembatas disekeliling peternakan, membuat pintu gerbang dan memasang tanda peringatan, mengandangkan unggas, memisahkan unggas berdasarkan umur dan spesis.

Pengawasan lalu lintas harus dilakukan yaitu membatasi dan mengawasi keluar masuknya orang, hewan, kenderaan dan peralatan ke lokasi peternakan.  Pola lalu lintas terkendali di peternakan dilakukan mulai dari ayam muda, ayam tua, ayam sakit dan ayam sehat.

Sanitasi sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan ayam. Sanitasi yaitu membersihkan dan mendesinfeksi kandang, kenderaan dan secara teratur juga melakukan Hygiene pekerja kandang yaitu mencuci tangan, mandi, pakaian khusus dan sepatu boots. Pekerja kandang harus menangani unggas yang hidup, pakan dan telur terlebih dahulu sebelum menangani feses dan unggas yang mati.

Faktor resiko pada biosecurity adalah unggas baru, manusia, burung liar, peralatan, kendaraan, rodensia, hewan lain, serangga, air, makanan dan unggas mati. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi faktor resiko biosecurity adalah :

  1. Melakukan isolasi dan karantina unggas yang baru
  2. Membatasi kunjungan ke peternakan lain selama ada wabah.
  3. Membatasi orang dan kendaraan yang berkunjung ke peternakan
  4. Tersedianya pakaian khusus di peternakan
  5. Desinfeksi kendaraan, peralatan dan pekerja kandang.
  6. Kemudian kandang bebas dari unggas air
  7. Membuang tumpukan sampah yang dapat menjadi tempat berkembang biakrodensia,
  8. Memotong rumput di sekitar peternakan secara teratur
  9. Mencegah munculnya genangan air disekitar kandang
  10. Menggunakan air bersih
  11. Mencegah kontaminasi pada pakan
  12. Pemisahan unggas sakit dan sehat
  13. Membakar dan mengubur bangkai.

 

 

G. Penyakit yang Sering Menyerang Ayam

G.1.  Gumboro (Infectious Bursal Disease)

            Penyakit gumboro disebabkan oleh virus, penyakit ini sangat menular pada ayam muda terutama usia 3-6 minggu. Kematian terjadi pada hari ke tiga sampai hari ke lima. Gejala klinis penyakit gumboro adalah lesu, mengantuk, kotor disekitar anus, diare dengan warna keputih-putihan, mudah terkejut dan posisi badan membungkuk, pada saat tidur paruh menjuntai kebawah. pencegahan penyakit gumboro adalah kebersihan peralatan dan kandang, perlu dilakukan desinfeksi peralatan dan kandang, mencegah stress pada ayam dan dilakukan vaksinasi.

G.2.  Newcastle Desease/Tetelo

            Penyakit tetelo disebabkan oleh spesis Newcastle Disease virus.  penyakit tetelo bersifat akut,  Gejala klinisnya adalah hidung berlendir, sayap terkulai, lesu, hilang nafsu makan, sesak nafas dan kepala melintir atau melipat. Penularan yang sangat cepat dan menyebabkan kematian pada unggas. penyakit tetelo belum ditemukan obatnya sampai saat ini. sehingga langkah pencegahan yang harus dilakukan melalui vaksinasi.

 

G.3.  Ngorok/Coryza/snot

            Ayam tidak jarang terserang penyakit ngorok.  Penyakit ngorok adalah penyakit pada ayam yang menyerang sistim pernafasan.  Penyakit ngorok dapat menyerang ayam dalm setiap usia. penyakit ini dapat menurunkan produksi ayam yang sangat merugikan peternak. Penyebab penyaki ngorok adalah bakteri Haemophilus paragalliunarum, yang merupakan bakteri gram negatif.  Penularannya sangat cepat.  Gejala klinis penyakit ngorok adalah keluar lendir dari hidung awalnya bening kemudian menjadi kuning kental, sekitar mata bengkak dan mata tertutup kemudian ada suara ngorok pada saat bernafas. Pencegahan penyakit ngorok adalah sanitasi kandang, memperhatikan kepadatan kandang. Pengobatan dengan pemberian antibiotik gram negatif pada air minum.

 

G.4. Berak kapur/Pullorum

            Penyakit berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum, penyakit berak kapur  dapat menyebabkan kematian pada berbagai usia tapi kematian yang sangat tinggi terjadi pada anak ayam usia 1-10 hari.  Gejala klinis penyakit berak kapur  yaitu feses berwarna putih seperti kapur dan menempel pada anus, jengger berwarna keunguan, nafsu makan menurun, lemah dan sayap menggantung.  Pencegahan penyakit berak kapur dengan sanitasi kandang, peralatan, membersihkan sisa pakan dan melakukan desinfeksi.  Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik.

 

DAFTAR PUSTAKA :

 

Ahmanu, M. dan Rachmawati, R. (2011) Meningkatkan produksi ayam pedaging melalui

               pengaturan proporsi sekam, pasir dan kapur sebagai litter. J. Ternak Tropika 12:

               38-45.

 

Anggrodi, R. (1990) Ilmu makanan ternak umum. PT Gramedia. Jakarta

Materi Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian HPAI tahun 2009

 

   

 

Terkait

Komentari

Surel Anda tetap rahasia. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *
Anda boleh menggunakan label dan atribut HTML: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
Pegawai
Harga Produk Hewan
INFOGRAFIS