Disusun oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Disnak Lebak)
Peternak unggas sebaiknya memiliki pengetahuan tentang sistem pencernaan pada unggas yang dipeliharanya. Hal ini bermanfaat agar peternak mengetahui bagaimana pakan dicerna dalam tubuh unggas dan apa saja yang bisa dilakukan agar pakan yang diberikan dapat lebih efisien. Pengetahuan sistim pencernaan pada unggas memberi gambaran bagaimana pakan mulai dimakan, diserap dalam tubuh sampai sisanya dikeluarkan.
Sistim pencernaan pada unggas berbeda dengan sistim pencernaan pada ruminansia yang memiliki gigi untuk mengunyah. Sistim pencernaan pada unggas dimulai saat makanan masuk melalui paruh dan berakhir pada kloaka. Prinsifnya pencernaan pada unggas terjadi secara mekanik dan pencernaan secara kimia/enzimatis. Pencernaan secara mekanik pada unggas yaitu pencernaan dengan kontraksi otot saluran pencernaan, sedangkan pencernaan secara kimiawi yaitu pencernaan terjadi dengan adanya bantuan enzim yang dihasilkan dari saluran pencernaan.
A. Organ-organ Pencernaan Pada Unggas dan Fungsinya
Organ-organ pencernaan pada unggas terdiri dari paruh, esofagus, tembolok, proventrikulus, ampela, usus halus, usus buntu(cecum), usus besar dan kloaka. Berikut ini fungsi dari organ-organ pencernaan pada unggas :
A.1. Paruh
Paruh merupakan mulut bagi unggas merupakan rahang bawah dan rahang atas yang menanduk. Paruh berfungsi untuk makan dan minum pada unggas, paruh menghasilkan air liur (saliva). Paruh yang langsung mengambil makanan untuk dicerna lebih lanjut. Setelah makanan masuk ke dalam paruh kemudian lidah akan mendorong makanan masuk ke esofagus, lidah juga berperan membantu menelan makanan, kemudian dengan adanya saliva (air liur) mempermudah makanan masuk ke dalam esophagus.
A. 2. Esophagus
Esophagus sering juga disebut kerongkongan, kerongkongan merupakan tabung berotot yang dilalui makanan untuk proses pencernaan berikutnya. Esophagus membentang disepanjang leher dan thorax. Pada esophagus terjadi gerakan peristaltik untuk mendorong makanan masuk ke pencernaan berikutnya. Permukaan yang licin pada esophagus memudahkan makanan masuk ke dalam tembolok.
A. 3. Tembolok
Tembolok merupakan suatu pelebaran kerongkongan yang terdapat diantara proventrikulus (lambung kelenjar) dan mulut (Wikipedia). Setelah makanan masuk ke dalam tembolok, makanan akan disimpan sementara, makanan pada tembolok akan dilunakkan oleh getah yang dihasilkan oleh tembolok dan bakteri yang menghasilkan asam.
A. 4. Proventriculus
Pencernaan selanjutnya terjadi di proventriculus atau lambung kelenjar terletak diantara kerongkongan dengan ampela. disini terjadi pencernaan secara enzimatis yang merubah makanan sehingga mudah dicerna, pencernaan di proventriculus terjadi dalam jangka waktu yang singkat.
A.5. Ampela (gizzard)
Setelah dicerna di proventriculus makanan masuk ke dalam ampela (gizzard) atau disebut juga perut otot. Ampela berada diantara proventriculus dan bagian atas usus kecil. Ampela memiliki otot yang kuat dan permukaan yang tebal, disini terjadi pencernaan secara mekanik, makanan akan di giling dengan bantuan batu-batu kecil yang sebelumnya dimakan oleh unggas sehingga makanan berukuran lebih halus lagi.
A.6. Usus Kecil
Setelah dicerna di ampela makanan masuk ke dalam usus kecil (duodenum, jejunum dan ileum), mukosa usus halus berfungsi utuk menggerakkan makanan dan memperluas permukaan untuk menyerap sari-sari makanan oleh vili-vili pada dinding usus. Pada usus kecil terjadi pencernaan secara enzimatis karena usus dihuni oleh beberapa jenis bakteri penghasil enzim. Enzim dalam usus kecil akan merubah protein menjadi asam amino, sedangkan lemak dirubah menjadi asam lemak dan gliserol. keseimbangan jumlah bakteri dalam usus akan berpengaruh terhadap efisiensi pakan untuk kebutuhan pokok dan produksi.
A.7. Usus Buntu (Cecum)
Unggas memiliki dua saluran usus buntu atau yang disebut cecum, Pencernaan juga terjadi sedikit pada usus buntu (cecum). Saluran pencernaan ini (cecum) terjadi pencernaan karbohidrat, protein dan absorbsi air.
A. 8. Usus Besar
Pencernaan selanjutnya terjadi pada usus besar, ukuran usus besar memiliki diameter dua kali usus halus. Usus besar berfungsi merombak sisa-sisa pakan yang tidak tercerna menjadi feses. Terjadi absorbsi kembali air yang banyak pada usus besar yang berguna untuk menambah dan mengatur kesimbangan kandungan air pada tubuh unggas.
A. 9. Kloaka
Proses pencernaan terakhir terjadi pada kloaka, kloaka merupakan tempat pengeluaran sisa-sisa atau ampas dari pencernaan (feses) dan urin. Setelah makanan selesai dicerna, sisa sisa makanan (feses) akan dikeluarkan melalui kloaka. Urin akan dikeluarkan bersama feces.
B. Feed Convertion Ratio (FCR)
Efisiensi pencernaan pada unggas sering dikaitkan dengan Feed Convertion Ratio (FCR). FCR adalah perbandingan jumlah pakan yang dikonsumsi seekor unggas (kg) dikonversi menjadi berat badan hidup yang dihasilkan (kg) atau menghitung jumlah pakan yang diberikan dengan hasil produksi atau berat badan hidup yang didapatkan.
FCR digunakan untuk menghitung efisiensi penggunaan pakan. Oleh karena itu sangat penting diketahui oleh peternak agar tidak terjadi pemborosan pakan, hal ini berkaitan juga dengan pendapatan yang diperoleh peternak. Rumus FCR : Feed Intake / Bobot Badan Unggas
FCR dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis pakan yang digunakan, genetik unggas yang dipelihara, kesehatan unggas, suhu dalam kandang dan managemen pemeliharaan. Faktor-faktor ini harus diperhatikan oleh peternak agar pakan yang diberikan pada ternak lebih efisien
DAFTAR PUSTAKA
Nalbandov, A. V. (1990) Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. UGM
Press.Yokyakarta.
Enminger (1992) Poultry Science. Interstate Publishers. Inc., Illionis