Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)
Berbeda dengan budidaya ternak potong yang dapat diperoleh hasilnya setelah beberapa bulan bahkan setelah beberapa tahun dipelihara. Ternak perah terutama sapi perah dapat diperoleh hasilnya setiap hari setelah sapi melahirkan anak. Ada dua keuntungan yang diperoleh yaitu anak sapi dan susu induk. Memang dalam budidaya sapi perah kebersihan sangat diperlukan baik kebersihan ternaknya maupun kandang dan peralatannya.
Lokasi optimal untuk budidaya sapi perah adalah tempat yang beriklim dingin atau dengan suhu yang rendah. Biasanya daerah yang dekat dengan pegunungan atau di pegunungan itu sendiri. Kabupaten Lebak memiliki potensi tersebut diantaranya Kecamatan Cipanas yang berbatasan dengan Lebak gedong, Kecamatan Lebak gedong, Kecamatan sobang, sebagian Kecamatan Cirinten dan Kecamatan Cibeber. Potensi sumber daya alam mendukung. Namun sumberdaya manusianya masih perlu dibekali pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang budidaya sapi perah. Karena masyarakat di Kabupaten Lebak belum terbiasa dengan budidaya sapi perah. Agar dalam budidaya sapi perah dapat berhasil, maka perlu dilakukan magang dan pelatihan budidaya sapi perah ke lokasi yang telah sukses dalam usaha budidaya sapi perah. Berikut ini Tatalaksana budidaya sapi perah :
A. Ketersediaan Pakan Ternak
Pakan memiliki peran yang sangat penting dalam usaha peternakan sapi perah. Kekurangan pakan dapat berakibat menurunnya produksi susu, bahkan kekurangan pakan bisa mengakibatkan mudahnya sapi terjangkit penyakit. Pakan bisa berupa pakan segar seperti hijauan pakan ternak (HPT) yang masih segar dan pakan konsentrat.
A.1. Hijauan Pakan Ternak (HPT)
Sebelum memulai usaha sapi perah terlebih dahulu menyiapkan hijauan pakan ternak. Hijauan pakan ternak yang ditanam adalah hijauan pakan yang berkualitas dan memiliki produksi tinggi, karena kebutuhan pakan untuk sapi cukup tinggi bobot badannya yang besar. Pakan hijauan segar yang dibutuhkan untuk seekor sapi perah adalah 10 % dari berat badan, jika berat badan sapi 100 kg maka kebutuhan hijauan pakan ternaknya adalah 10 kg. Hijauan pakan yang ditanam seperti rumput gajah, rumput taiwan, rumput odot dan sebagainya, yang penting rumput berkualitas dan produksinya tinggi. Kebun rumput harus tersedia sesuai kebutuhan ternak yang dipelihara. Banyak kegagalan terjadi pada usaha sapi perah akibat kekurangan hijauan pakan yang dimiliki peternak.
Selain menanam rumput, peternak yang ingin usaha sapi perah harus menanam leguminosa agar kebutuhan protein dapat ditingkatkan pada pakan ternak. Banyak leguminosa yang dapat ditanam seperti ki hujan (gamal), lamtoro, kaliandra dan indigofera. Legumiosa dapat di tanam di sela-sela tanaman rumput atau bisa juga ditanam pada satu hamparan.
A.2. Konsentrat
Selain hijauan pakan ternak sapi perah juga harus diberi pakan tambahan berupa pakan konsentrat. Konsentrat adalah campuran dari berbagai bahan pakan untuk meningkatkan keserasian nilai gizi. Menentukan kebutuhan gizi ternak dari pakan konsentrat dengan cara menghitung formulasi pakan. Kandungan gizi yang utama dihitung pada pembuatan konsentrat adalah jumlah protein kasar, enegi metabolisme, total degestive nutrien (TDN) dan kandungan mineral.
Sebelum menghitung nilai konsentrat terlebih dahulu diperiksa kandungan nutrisi masing masing bahan baku pakan yang akan dicampurkan untuk membuat konsentrat. Setelah itu baru dilakukan penghitungan formulasi pakan agar sesuai dengan yang diinginkan. Selain kebutuhan nutrisi pakan ternak yang perlu dipertimbangkan adalah harga bahan baku pakan yang akan digunakan. Diupayakan harga bahan baku pakan semurah mungkin agar dapat menekan biaya konsentrat. Bagi peternak yang sudah maju setiap bahan baku pakan diperiksa terlebih dahulu ke laboratorium untuk mengetahui nilai nutrisi yang dikandungnya baru dilakukan penghitungan formulasi pakan. perlu dipertimbangkan keberadaan bahan baku pakan lokal jika harganya murah.
B. Pembuatan Kandang
Kandang sapi perah biasanya kandang individu, sapi perah diikat berjajar satu persatu, tidak perlu ada sekat antar sapi karena sifat sapi perah berbeda dengan sapi potong, sapi potong lebih cendrung agresif sedangkan sapi perah bersifat jinak. Posisi sapi di dalam kandang bisa saling membelakakngi atau berhadap-hadapan tergantung selera peternak yang penting ternak nyaman dan mudah dilakukan pemerahan dan pembersihan kandang. Kandang sapi perah terdiri dari kandang induk dan kandang anak.
B.1. Kandang Induk
Kandang induk terdiri dari induk sapi perah baik yang sedang laktasi maupun yang sedang tidak laktasi. Kandang induk sapi perah berfunsi sebagai tempat sapi dipelihara, diperah, tempat dilakukan perkawinan terutama inseminasi buatan dan tempat pemeriksaan serta pelayanan kesehatan. Agar lantai kandang tidak licin dan tidak terlalu kasar maka lantai kandang disediakan karpet lantai. Luas karpet lantai sapi perah sesuai ukuran ternak. Lantai kandang dibuat sedikit miring sekitar 5 derajat agar urin dan feses mudah dikeluarkan. Kandang sapi juga harus terdapat saluran pembuangan limbah yang terdapat pada ujung lantai pada bagian belakang sapi berdiri.
B.2. Kandang Anak
Setelah anak sapi perah lahir langsung dipisahkan dari induknya, kemudian dipelihara di kandang anak. Susu pertama atau kolostrum dari induk tetap diberikan pada anak yang baru lahir, kemudian setiap hari sebagian susu iduk diberikan kepada pedet sampai usia 6 bulan. Kandang anak dibuat tidak jauh dari kandang induk, kandang anak bisa berupa kandang koloni atau kandang individu. Anak betina sapi perah yang mulai besar di ikat satu persatu berjajar di dalam kandang dan diberikan alas lantai berupa karpet yang terbuat dari karet. Sedangkan sapi betina yang sudah dewasa,dipindahkan ke kandang induk dan dijadikan induk. Sapi perah jantan dijual atau dijadikan sebagai sapi pedaging.
C. Pemilihan Bibit
Sebelum memulai usaha sapi perah perlu diperhatikan kualitas bibit yang bakal jadi induk yang akan dipelihara untuk memproduksi susu. Bibit yang bagus akan berpengaruh terhadap produksi susu dan kualitas keturunannya. Sehingga pemilihan bibit harus menjadi perhatian sebelum memulai usaha peternakan sapi perah. Ciri-ciri bibit sapi perah yang baik adalah sebagai berikut :
- Sehat dan tidak cacat
- Alat reproduksi normal
- Bentuk tubuh seperti baji
- Memiliki kambing yang besar dengan jumlah puting susu normal (4 buah)
- Keturunan dari induk sapi perah yang memiliki produksi susu yang tinggi
D. Perkawinan
Usaha sapi perah sangat tergantung kepada managemen perkawinan. Ketepatan perkawinan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi susu yang dihasilkan. Oleh karena itu setelah birahi ke dua setelah melahirkan sudah dikawinkan. Produksi susu tersedia jika induk sapi sudah melahirkan. Perkawinan bisa dilakukan dengan kawin alam maupun inseminasi buatan. Siklus birahi setelah sapi melahirkan harus menjadi perhatian petenak.
E. Rekording
Rekording atau pencatatan sangat penting dilakukan oleh peternak sapi perah untuk mengetahui seluru kejadian penting yang terjadi pada ternak dan bisa menangani jika ada masalah pada ternak seperti masalah kesehatan, perkawinanan dan perkiraan melahirkan. Agar memudahkan rekording terlebih dahulu memberi tanda pada ternak yang dipelihara misalnya pemasangan nomor telinga, penamaan ternak maupun yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan mengidentifikasi sapi. Rekording bisa dibuat berupa kartu ternak atau buku ternak. Bisa juga di buat papan rekording di kandang pada setiap ternak. Kartu ternak menjelaskan identitas ternak tanggal dikawinkan, pengobatan dan lain-lain. Sedangkan papan rekording berisi identitas ternak, jumlah pakan yang diberikan, produsi susu, tanggal dikawinkan dan lain-lain.
F. Pemerahan
Pemerahan susu sapi dilakukan dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari. Sebelum melakukan pemerahan susu sapi terlebih dahulu membersihkan sapi dari kotoran denga cara menyiram seluruh tubuh sapi dengan air sambil digosok atau disikat sampai bersih. Kemudian dilakukan pembersihan ambing dengan mengelap dengan memakai air hangat. Setelah selesai pemerahan,ambing dilap dengan lap yang sudah diolesi desinfektan, kemudian dikeringkan lalu puting susu dicelupkan ke dalam larutan desinfektan selama 4 detik. Pemerahan sapi perah bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemerahan dengan memakai alat atau melakukan pemerahan secara manual.
F.1. Pemerahan dengan mesin/alat
Pemerahan dengan alat memudahkan kerja manusia, mengurangi /menghemat waktu dan tenaga. Kelebihan pemerahan dengan alat/mesin dibandingkan dengan pemerahan manual adalah lebih mudah digunakan, lebih cepat, hasil perahan lebih optimal dan lebih efisien. Namun perlu tambahan biaya untuk membeli alat/mesin perah. Pemerahan dilakukan setelah ambing dibersihkan terlebih dahulu, kemudian alat pemerahan dimasukkan ke masing-masing ambing lalu alat akan melakukan pemerahan.
F.2. Pemerahan Secara Manual
Pemerahan secara manual dilakuan dengan memakai jari. Ada dua cara pemerahan susu secara manual yaitu whole hand (tangan penuh) dan Stripping (jari jepit). Sebelum melakukan pemerahan terlebih dahulu mencuci tangan dengan bersih, mengelap ambing dan puting susu dengan air hangat, menggunakan pelicin sebelum melakukan pemerahan untuk menghindari terjadi luka atau lecet pada puting susu, peralatan yang dipergunakan harus bersih kemudian pemerahan dilakukan dengan lembut agar produksi dapat keluar dengan maksimal.
G. Pemasaran
Setelah dilakukan pemerahan susu, sapi dimasukkan ke dalam milkcan pada saat dimasukka susu ke dalam milkcan susu disaring agar ampas atau sisa kotoran tidak ikut masuk ke dalam. Setelah susu dimasukkan ke dalam milkcan susu kemudian dipasarkan, pemasaran susu masih terbuka lebar di Indonesia. Permintaan susu masih tinggi baik konsumen langsung maupun perusahan. Kadang-kadang ada pembeli yang datang langsung ke peternakan, terutama masyarakat yang ingin mengkonsumsi langsung susu segar. Ada juga pembeli dari perusahaan pengolah susu atau koperasi susu datang langsung ke lokasi untuk membeli susu. Peternak sapi perah yang sudah tergabung dalam koperasi susu, pemasaran susu peternak sapi perah dapat langsung di jual ke koperasi kemudian koperasi yang akan menjual langsung ke perusahaan pengolah susu. Jika ingin dipasarkan sendiri bisa juga dilakukan ditawarkan langsung oleh peternak kepada konsumen, baik susu segar maupun susu yang sudah diolah menjadi produk seperti yogurt atau keju.
Perusahaan atau koperasi susu yang membeli susu langsung ke peternakan sapi perah akan membawa alat penampung susu seperti tertera pada gambar di atas. Biasanya sebelum membeli susu akan dilakukan terlebih dahulu uji alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Etgen W. M., James R. E., Reaves PM (1987) Dairy Cattle Feeding and Management.
Virginia : Virginia Polytecnic Institute and State Uneversity.
Hartono (1992) Hubungan nilai sanitasi peternakan peternakan terhadap meningkatnya
angka kuman air susu. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB (skripsi).
Hariyono M. B. (2006) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi susu pada
usaha ternak sapi perah rakyat. J Anim Agric Eco.
Sudono A. (1999) Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan IPB. Bogor