Di susun : Asep Rohimat K
Penetasan atau Inkubasi pada unggas dapat disamakan dengan kebutingan pada hewan besar. Ada beberapa faktor yang penting agar dapat dicapai tingkat penetasan yang optimum sesuai kualitas telur.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahapan penetasan telur :
- Temperatur
Kisaran temperatur antara 37,50C sampai 400C dalam mesin tetas/incubator dianggap kisaran yang pas bagi penetasan, meski ada variasi sedikit. Jika temperature terlalu tinggi tapi tidak sampai membunuh embrio, telur akan menetas lebih cepat dibanding waktu tetas normal (dibawah 21 hari). Kita mengira adalah hal yang baik, tapi kenyataannya tidak. Ini bertentangan apa yang alami seharusnya dan biasanya hasil yang didapatkan adalah anak ayam yang lemah dan tingkat kematian yang tinggi, seperti kelainan di kaki dan kepala anak ayam.
Jika temperatur terlalu rendah, dan tidak sampai membunuh embrio, telur akan menetas dengan waktu lebih panjang dari waktu yang normal. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan kelembaban, jadi anak ayam mendapatkan kesulitan untuk keluar dari cangkang telur. Efek yang ditimbulkan pada anak ayam yang menetas sama pada temperature yang tinggi yaitu anak ayam yg lemah, gampang terkena penyakit dan kematian.
2. Kelembaban
Sekitar 70% dari berat sebutir telur adalah air. Karena itu, adalah hal yang penting untuk memelihara tingkat kelembaban agar dapat mencegah penguapan air dalam telur. Penyimpanan telur tetas sebelum inkubasi hendaknya dilakukan pada kelembaban relatif 35% dan 60% selama inkubasi. Air ini penting bagi lingkungan dalam sebutir telur agar dimungkinkan pembuangan sisa-sisa metabolisme embrio dan berperan sebagai suatu regulator panas, seperti radiator mobil yang memindahkan panas melalui air.
Level kelembaban untuk penetasan telur masih menjadi perdebatan diantara ahli, tapi banyak yang setuju bahwa kelembaban tidak boleh dibawah 25% atau diatas 60% diantara periode penempatan telur di mesin tetas dan 3 hari terakhir sebelum menetas. Dalam 3 hari terakhir/periode hacther, level kelembaban harus dinaikkan antara 70-80%.
Banyak ahli berpendapat daya tetas yang rendah disebabkan kelembaban yang berlebih selama periode awal inkubasi dan kurangnya kelembaban dalam masa 3 hari terakhir.
Kisaran Temperatur dan Kelembapan Penetasan Telur Unggas
Jenis Unggas | Temperatur | Kelembapan |
Ayam | 37 – 39 °C | 50 – 60 % |
Puyuh | 37 – 39 °C | 65 – 70% |
Entok | 37 – 39 °C | 80 – 85 % |
Kalkun | 37 – 39 °C | 80 – 85 % |
Bebek/Itik | 37 – 39 °C | 80 – 85 % |
Sumber : https://tetasan.com
3. Pemutaran telur
Telur tetas setidaknya 2-3 kali diputar rutin selama periode inkubasi. Banyak ahli berpendapat jika kita memutar telur 4-5 kali perhari adalah lebih baik. Jangan memutar telur pada periode 3 hari terakhir sebelum menetas, karena pada periode ini embrio bergerak kearah posisi menetas.
4. Peneropongan telur tetas
Ketika kita menempatkan telur di mesin tetas, kita sulit mengetahui apakah telur itu fertil atau tidak. Setelah 1 minggu, kita dapat memperkirakan fertilitas telur yg kita inkubasi. Peneropongan telur menjadi bagian yang sangat penting dalam proses penetasan telur. Jika dalam peneropongan terdeteksi/terlihat telurnya terang, gelap samar-samar atau ada blood ring, segera pisahkan telur/eliminasi, karena telur itu infertil. Telur fertil setelah lebih 1 minggu dengan peneropongan kita bisa melihat jaringan darah terbentuk seperti jaring laba-laba.
Daftar Pustaka :
https://chickeneggsdiy.com/beginners-guide-hatching-chicken-egg
https://incubatorwarehouse.com/getting-started-egg-incubating
https://tetasan.com