PENANGANAN LIMBAH TERNAK DENGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT

PENANGANAN LIMBAH TERNAK  DENGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT

Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)

Kesuburan tanah pertanian di Kabupaten Lebak semakin lama semakin menurun. Menurunnya jumlah unsur hara yang dimiliki oleh tanah akibat pemberian pupuk kimia yang sudah berlangsung lama. Agar unsur hara dan kesuburan tanah bisa dikembalikan atau bahkan bisa lebih baik lagi maka perlu pemberian pupuk organik. Pupuk organik dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah. Bahkan pupuk organik bahan yang paling baik mengembalikan unsur hara tanah.

Limbah ternak atau kotoran ternak dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Masyarakat di Kabupaten Lebak sudah biasa menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk tanaman, tanpa pengolahan terlebih dahulu. Pupuk kandang jika tanpa pengolahan bisa menimbulkan masalah terutama hama dan penyakit pada tanaman, hal ini karena pupuk kandang yang belum diolah bisa tumbuh jamur, bakteri dan serangga yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu perlu pengolahan limbah ternak berupa kotoran menjadi pupuk organik.

Selain pembuatan pupuk organik dari limbah ternak dapat bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik juga dapat bermanfaat mengurangi pencemaran lingkungan. Sehingga diharapkan dapat menghilangkan atau meniadakan dampak potensial terhadap lingkungan yang dianggap tidak relevan, terutama bau dan lalat. Agar tercapai pelingkupan sesuai batas ekologis yaitu, ruang penyebaran dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan dari media transportasi limbah. Metode pembuatan pupuk organik bermacam-macam diantaranya sebagai berikut :

 

 

  1. Beberapa Metode Pembuatan Pupuk Organik

1.1.  Pembuatan Pupuk Organik dengan Bahan Baku Kotoran Ternak

        a.1. Bahan yang digunakan :

  • Limbah ternak (kotoran ternak)
  • Probiotik mikroba pengurai bahan organik (orgadec).
  1. 2 Alat yang digunakan :
  • Sekop
  • Cangkul
  • Saung Pupuk Organik
  • Terpal atau Pelastik
  1. Metode Pembuatan

Kotoran sapi, kerbau, kambing atau domba yang dibuat pupuk organik adalah kotoran yang sudah sudah kering.  Kemudian probiotik yang digunakan adalah orgadec, dengan perbandingan 1 ton kotoran ternak : 5 kg orgadec. Kotoran ternak dimasukkan ke wadah pupuk organik yang terdapat di dalam saung tinggi 30 cm, kemudian diatasnya ditaburi orgadec secara merata, begitu seterusnya setiap 30 cm. Pupuk organik dibuat 3 lapis setelah lapisan ke tiga ditutup dengan kotran setinggi 10 cm, sehingga tinggi bahan menjadi 1 m. Hal ini bertujuan agar suhu bertahan sekitar 60-70 0C. Kondisi suhu 60-70 0C bertujuan agar terjadi penguraian bahan dengan baik. Kemudian ditutup dengan pelastik atau terpal kedap air sampai tertutup rapat. Kondisi ini dibiarkan selama 2 mg, kemudian dibuka pelastik atau terpal, lalu dijemur sampai kering. Setelah itu pupuk sudah bisa di aplikasikan pada tanaman. Jika ingin membuat pupuk organik dalam kemasan, pupuk organik terlebih dahulu di ayak baru kemudian dikemas.

 

1.2. Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Ternak dengan Rumput

  1. Bahan yang dipergunakan :

     –  Pupuk kandang yang sudah 2 minggu

     –  Rumput

     –  Dekomposer super aktif (1 liter : 50 liter air)

  1. Alat yang dipergunakan :
  • Sekop
  • Cangkul
  • Saung Pupuk Organik
  • Terpal atau Pelastik
  1. Metode pembuatan

Perbandingan pupuk kandang dengan rumput 2 : 1. Rumput di cacah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pupuk organik. Bahan yang pertama dimasukkan ke dalam wadah pembuatan pupuk organik adalah rumput yang telah dicacah, rumput yang dimasukkan ke dalam wadah pembuatan pupuk organik dibuat setinggi 20 cm, kemudian baru kotoran ternak dimasukkan diatasnya, lalu disiram dengan dekomposer sampai merata. Demikian selanjutnya sampai beberapa lapis. Setelah itu ditutup rapat dengan plastik atau terpal. Setiap  satu minggu terpal dan pelastik dibuka kemudian dilakukan pengadukan secara merata.  Agar pupuk organik tetap lembab, jika ada bahan yang kering disiram dengan air, kemudian diaduk kembali, setelah diaduk ditutup kembali.  Hal ini dilakukan sampai 3 minggu, setelah 3 minggu pelastik atau terpal pupuk organik dibuka. Kemudian setelah dibuka lalu diangin anginkan 3-7 hari baru di aplikasikan pada tanaman.

 

1.3. Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Ternak, Sekam Bakar dan Serbuk Gergaji

  1. Bahan yang dipergunakan :

     –  Pupuk kandang yang sudah kering

     –  Sekam Bakar

     –  Serbuk Gergaji

     –  EM-4

     –  Gula

  1. Alat yang dipergunakan :
  • Sekop
  • Cangkul
  • Saung Pupuk Organik
  • Terpal atau Pelastik

 

  1. Metode Pembuatan

Sebelum membuat pupuk organik terlebih dahulu dilakukan perbanyakan EM-4, dengan cara mencampurkan EM-4 sebanyak 30 ml, 15 g gula dan air bersih 1500 ml, kemudian dimasukkan ke dalam wadah tertutup, lalu dibiarkan selama 24 jam, pada saat digunakan untuk menyiram pupuk organik dikocok terlebih dahulu. Perbandingan bahan baku pembuatan pupuk organik dengan model ini adalah 50 % kotoran ternak : 25 % Sekam Bakar : 25 % serbuk gergaji. Ketiga bahan tersebut digabungkan dan diaduk merata. Kemudian dimasukkan ke wadah tempat pembuatan pupuk organik di dalam saung. Setiap lapisan tingginya sekitar 20 cm, setiap tinggi 20 cm disiram larutan EM-4 dipermukaan secara merata. Lalu diaduk kembali sehingga EM-4 tersebar merata dengan bahan yang lain, Kemudian ditutup dengan terpal/plastik yang kedap udara, setiap dua hari dibuka terpal/ pelastik penutup dan diaduk lalu ditutup kembali. Setelah tujuh hari terpal dibuka dan diangin-anginkan 3-7 hari baru diaplikasikan pada tanaman.

  1. Ciri-ciri Pupuk Organik Padat yang Baik :

  1. Berwarna kehitaman
  2. Suhu Pupuk organik sudah turun atau tidak terlalu panas
  3. Tidak berbau
  4. Strukturnya remah (jika dikepal dengan tangan tidak lengket)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

 Fandeli, C. (1992) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan Pemapanannya

               dalam Pembangunan. Liberty. Yokyakarta

Novizan (2005) Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Raharjo, M. (2007) Memahami Amdal. Garaha Ilmu.Yogyakarta.

Simanungkalit,dkk (2006) Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan

                     pengembangan Sumber Daya Pertanian. Jawa Barat.

BPTP Jawa Tengah. Kementerian Pertanian RI.

BPTP Jambi. Kementeria Pertanian RI

 

 

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
Pegawai
Harga Produk Hewan
INFOGRAFIS