PADANG PENGGEMBALAAN TERNAK SALAH SATU UPAYA MENEKAN BIAYA PAKAN DAN BIAYA TENAGA KERJA

PADANG PENGGEMBALAAN TERNAK SALAH SATU UPAYA MENEKAN BIAYA PAKAN DAN BIAYA TENAGA KERJA

Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)

Padang Penggembalaan adalah suatu daerah padang dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat (Reksohadiprojo, 1994).  Pertumbuhan hijauan pakan ternak di padang penggembalan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti iklim, cuaca, jenis tanah dan ketinggian tempat. Indonesia yang beriklim tropis, yang memiliki dua musim, musim hujan dan musim kemarau, tentu berbeda pengelolaannya dengan lokasi yang beriklim sub tropis. Indonesia dengan dua musim, musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan rumput akan tumbuh dengan baik namun pada musim kemarau perlu dipehatikan agar selalu terjaga kelembaban tanah supaya tanaman di padang penggembalaan tumbuh dengan baik. Bila perlu pada musim kemarau dilakukan penyiraman. Padang penggembalan di Indonesia secara umum belum memiliki managemen yang baik. Karena padang penggembalaan yang digunakan secara umum bukan milik peternak dan tidak ada pengelolaan terhadap padang penggembalaan yang digunakan atau penggembalaan masih secara alami.  Negara-negara yang maju peternakan sudah menerapkan tatalaksana penggembalaan yang baik, seperti Australia, Selandia baru, Amerika dan negara-negara di Eropa. Penerapan tatalakasana penggembalaan yang baik bisa menurunkan biaya pakan sehingga berakibat pada harga ternak yang murah dan akhirnya berdampak kepada penurunan harga daging.  Hal inilah yang menyebabkan harga ternak dan daging  jauh lebih rendah di Negara yang melaksanakan tatalaksana padang penggembalaan yang baik seperti Australia dibandingkan  di Indonesia.

Tatalaksana penggembalaan yang baik sangat penting untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas padang penggembalaan. Penggembalaan ternak yang berlebihan atau tidak seimbang jumlah ternak yang digembalakan dengan produksi rumput yang dihasilkan dapat menimbulkan kerusakan yang serius pada padang penggembalaan. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan produksi rumput dengan kebutuhan pakan ternak yang digembalakan. Agar keadaan yang buruk tidak terjadi pada padang penggembalaan maka perlu strategi untuk mengelola suatu padang penggembalaan. 

Penggembalaan ternak tergantung jenis penggembalaan yang diinginkan apakah padang penggembalaan alami atau padang penggembalan yang menanam HPT sendiri.  Jika padang pengembalaan yang HPT nya ditanam sendiri maka perlu menentukan spesis hijauan yang akan ditanam. Hal ini bisa dilihat dari jenis tanah, cuaca, suhu, iklim dan ketinggian tempat.  Spesis hijauan yang ditanam harus sesuai atau bisa tumbuh dengan baik pada lahan padang penggembalaan.  padang penggembalaan juga membutuhkan pupuk selain dari kotoran ternak, pemupukan harus dilakukan setelah ternak selesai atau pindah lokasi penggembalaan. Pemupukan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah unsur hara tanah agar tanaman yang ditanam tumbuh dengan maksimal. 

Sebelum melakukan penanaman hijauan perlu dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan tanah yang akan digunakan. Pemeriksaan tanah dimaksudkan agar mengetahui pH tanah (tingkat keasaman tanah) sehingga bisa diketahui unsur apa yang harus ditambahkan agar tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik.

 

Pemilihan Spesis Hijauan Pakan Ternak

Sebelum menanam hijauan, lahan terlebih dahulu dibersihkan dari tanaman yang dianggap manggangu, membuang tunggul-tunggul kayu dan batu batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Penanaman bisa berupa pols, stolon maupun biji –bijian. Rumput dan legum yang ditanam di padang penggembalaan adalah tanaman yang tahan terhadap injakan.  Banyak spesis hijauan yang bisa ditanam di padang penggembalaan.  Hijauan yang ditanam harus bisa beradaptasi di lahan padang penggembalaan. Seperti rumput brachiaria ducumben, brachiaria brizanta, brachiaria humidicola dan yang lainnya sedangkan legum seperti arachis pintoi, centrosema pubescens, stylosanthes guianensis dan yang lainnya. Tentu pemilihan spesis hijauan melihat jenis tanah, iklim dan ketinggian tempat (dataran tinggi atau dataran rendah). Hasil percobaan menunjukan bahwa brachiaria decumben sangat baik pertumbuhanya dan cocok untuk di tanam di Kabupaten Lebak yang berupa dataran rendah. penanaman rumput harus dibarengi dengan leguminosa seperti arachis pintoi, centrosema bubescens, stylosantehes guianensis atau legum lainya. Hal ini dimaksudkan agar perpaduan legum dan rumput dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.

 

Jenis Ternak

Penanaman hijauan pakan ternak harus mempertimbangkan jenis ternak yang akan digembalakan. Karna setiap jenis ternak bisa berbeda kebutuhan pakan dan tingkah laku merumputnya. Misalnya ternak domba lebih cocok merumput pada hijauan yang pendek sedangkan sapi  membutuhkan hijauan dengan jumlah banyak dengan rumput yang agak tinggi. Oleh karena itu penanaman rumput penggembalaan disesuaikan dengan ternak yang akan dipelihara. Sebelum menggembalakan ternak, harus dipastikan hijauan yang ditanam sudah tumbuh sempurna dan sudah layak digembalakan. Daya tampung padang penggembalaan harus diukur terlebih dahulu jumlah produksinya mencukupi kebutuhan ternak yang digembalakan. Mengukur kapasitas tampung pada padang penggembalaan dengan melakukan ubinan. Penetapan ubinan dapat dilakukan berbentuk diagonal yang jelas pengabilan ubinan terwakili setiap sudut.

 

Metode Padang Penggembalaan

Ada beberapa metode penggembalaan ternak. Berikut ini adalah beberapa metode padang penggembalaan :

-Rotation Grazing

            Rotation Grazing adalah padang penggembalaan yang dibatasi oleh pagar yang membentuk paddock (petakan), sehingga ternak bisa dibatasi area merumputnya.  Penggembalaan dilakukan berputar dari satu petak ke petak yang lain dan kembali ke petak awal, begitu seterusnya.  Petak yang ditinggalkan dibiarkan istirahat sampai rumputnya tumbuh kembali dan layak untuk digembalakan.

– Strip Grazing (penggembalaan berjalur).

Strip Grazing adalah : sistim penggembalaan berjalur yang dilakukan bergilir dengan menggunakan pagar listrik yang dapat dipindah-pindah melintasi petak pada padang penggembalaan.

– Mob Grazing

             Mob grazing adalah :  penggembalaan ternak dalam jumlah yang besar yang diizinkan seluruh rumput di makan.  Hal ini sering dilakukan untuk membersihkan padang penggembalaan dari tanaman yang sudah tua.

– Mixed Grazing (penggembalaan campuran)

Mixed Grazing adalah penggembalaan ternak dimana ternak pada saat yang bersamaan digembalakan lebih dari satu spesis ternak. Misalanya sapi dengan domba bisa digembalakan bersama  karena memilih pakan banyak yang berbeda. domba cenderung memilih hijauan yang pendek sedangkan sapi cenderung menyukai hijauan yang agak tinggi.  Sedangakan kuda dengan domba tidak cocok digembalakan bersama karena memilih hijauan yang sama sama pendek.

– Forward Grazing

Forwad Grazing hampir sama dengan rotation grazing cuma pada forwad grazing ada dua kawanan ternak yang digembalakan, yang pertama digembalakan pada vegetasi rumput yang berkualitas tinggi, setelah itu diikuti kawanan kedua. Misalnya ternak yang membutuhkan nutrisi yang tinggi seperti sapi laktasi dan anaknya dijadikan kawanan pertama, baru diikuti yang pejantan atau ternak dara.

– Season – Long grazing

Season-Long grazing adalah padang penggembalaan dimana sejumlah ternak digembalakan selama HPT masih mendukung.

Diantara metode ini dapat dipilih sesuai dengan  kebutuhan yang tepat untuk menggembalakan ternak.   Memelihara ternak di padang penggembalaan dapat menekan biaya pakan dan tenaga kerja. pemilihan metode penggembalaan juga harus memperhitungkan keuntungan yang diperoleh.

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

Reksohadiprodjo, S. (1994) Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BFFE,  

                Yogyakarta

Susetyo, dkk (1981) Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan.   

                Departemen Pertanian. Jakarta

Morley. F (1981) Grazing Animal, Elsevier Scientific Publishing Company Amsterdam.

              The Netherland

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
Pegawai
Harga Produk Hewan
INFOGRAFIS