Kabupaten Lebak siap memasok daging kerbau menghadapi Lebaran 1436 Hijriah untuk kebutuhan wilayah Provinsi Banten, karena populasi ternak besar itu mencukupinya.
“Kita optimistis Lebak menjadi sentra ternak kerbau dengan jumlah populasi mencapai 32.730 ekor,” kata Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Lebak, Iman Santoso, di Rangkasbitung, Minggu (21/6).
Menurut dia, pembudidaya ternak besar di Kabupaten Lebak siap memasok daging kerbau untuk keperluan Lebaran.
Sebab, saat ini populasi kerbau mencukupi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Banten.
Berdasarkan hasil sensus tahun 2010 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah populasi kerbau tercatat 32.730 ekor tersebar di 28 kecamatan atau masuk ke tujuh tingkat nasional.
Diperkirakan populasi kerbau setiap tahunnya bertambah 3.000 ekor dari keturunan anaknya. Jika jumlah populasi kerbau itu terealisasi maka Lebak sudah masuk daerah swasembada daging, bahkan populasi kerbau di Provinsi Banten terbesar berada di Kabupaten Lebak.
Selain itu juga peternak kerbau di Kabupaten Lebak mampu memasok ke luar daerah, seperti Bogor dan Jakarta. “Kami menerima laporan peternak kerbau Lebak bisa memasok ke luar daerah antara tiga sampai lima kerbau per hari,” katanya.
Ia mengatakan, pemerintah daerah terus melakukan inseminasi buatan (IB) guna mendukung program swasembada daging kerbau.
Pelayanan IB itu dipusatkan di Kecamatan Sajira, Wanasalam dan Panggarangan. Pelaksanaan IB bekerja sama dengan Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Mereka peternak kerbau yang berkembang di Kabupaten Lebak milik rakyat yang dijadikan sumber tabungan ekonomi keluarga.
Di samping itu juga kerbau digunakan tenaganya untuk membajak sawah jika musim tanam padi. Namun, sebagian peternak sudah memfokuskan pengembangan usaha guna mendongkrak ekonomi kelurahan.
Saat ini, banyak peternak kerbau mampu melaksanakan ibadah haji ke tanah suci juga menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.
“Kami terus mendorong pengembangan ternak kerbau untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan,” ujarnya.