KONSEPSI OVULASI TERNAK

KONSEPSI OVULASI TERNAK

Oleh : Asep Rohimat K SPt

Keberhasilan beternak secara umum ditandai dengan pertumbuhan yang optimum dan bertambahnya populasi. Pertumbuhan optimum bisa dicapai dengan memperhatikan asupan nutrisi dan pencegahan penyakit. Sedangkan pertambahan populasi bila ternak betina menghasilkan anak, yaitu dengan memperhatikan siklus reproduksi pada ternak.

Reproduksi ternak menjadi penting karena memberikan pengaruh pada produktivitas ternak. Hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi ternak terutama ternak betina, yaitu : Dewasa kelamin, Nutrisi yang cukup untuk reproduksi, Siklus birahi/ovulasi, Perawatan kesehatan reproduksi ternak (Feradis, 2010)

Betina dewasa sebagian besar spesies mamalia mengunakan berbagai cara untuk secara jelas menampakan masa singkat dalam siklus reproduksi mereka ketika sedang berovulasi dan dapat dibuahi. Tanda – tanda  tersebut bersifat visual (contohnya, daerah sekitar vagina berubah menjadi merah terang), oflaktori (mengeluarkan bau yang khas), auditori (mengeluarkan bunyi-bunyian), atau secara perilaku (berjongkok dipisah jantan dewasa dan memperlihatkan vaginanya). Hal ini dijabarkan oleh Dr. Ir. Feradis, M.P, pada sapi betina birahi yaitu ditandai dengan :

  1. Berdiri untuk dinaiki
  2. Sering menguak/teriak
  3. Nervous dan exitable ( mudah dirangsang )
  4. Menaiki sapi lain
  5. Kurang nafsu makan dan produksi susu menurun
  6. Vulva basah, oedematous ( bengkak ) dan merah
  7. Keluar lendir transparan
  8. Pupil mata berdilatasi ( melebar )

 Betina hanya meminta kawin  pada waktu-waktu subur, dan tidak atau kurang menarik secara seksual bagi pejantan pada waktu lainnya karena tidak ada sinyal-sinyal yang menarik pejantan untuk mengawini bahkan menolak ajakan pejantan  pun untuk kawin  pada hari-hari di luar masa subur. Karena birahi bisa dimaklumi bahwa seks bukan hanya untuk kesenangan (rekreasi) dan hampir tidak terpisah dari fungsinya untuk pembuahan (prokreasi) (Jared Diamond, 2019). Ada tiga tahap masa berahi menurut Dr, Ir. Feradis, M.P, yaitu :

  1. Birahi awal (<6 – 10 jam)
  2. Standing heat (<18 jam)
  3. Akhir standing heat (10 jam)

Periode standing heat waktu yang tepat untuk masuknya sperma baik melaui kawin alam atau inseminasi buatan. Terbatasnya waktu birahi ovulasi menurut Jared Diamond menyebabkan  perkawinan  itu mahal secara energi, waktu, dan resiko cedera atau kematian. Terbatasnya waktu kawin untuk ternak  merupakan hasil evolusi alam, dikarenakan :

  1. Produksi sperma dan sel telur yang cukup yaitu perlu nutrisi lebih dari kebutuhan maintenancenya.
  2. Seks menghabiskan waktu yang sebenarnya dapat dipakai untuk mencari makan.
  3. Pasangan yang berkopulasi beresiko dikejutkan dan dibunuh oleh pemangsa atau musuh.
  4. Perkelahian antar hewan jantan yang bersaing memperebutkan betina yang birahi seringkali menimbulkan cedera serius pada betina maupun para pejantan.

Keberhasilan reproduksi yaitu terjadinya konsepsi pada masa ovulasi, sehingga ovum berhasil dibuahi oleh sperma jantan. Konsepsi tak akan terlaksana bilamana tidak ada orgasme, menurut Robert Sapolsky orgasme memfasilitasi konsepsi. Orgasme adalah seks sebagian rekreasi, kesenangan, kepuasan, pada jantan ditandakan dengan keluarnya sperma. Sedangkan pada betina masih diperdebatkan, menurut beberapa ahli reproduksi, orgasme pada betina memperbesar peluang keberhasilan pembuahan. Kepuasan (seks rekreasi)  pada betina telah menjadi perhatian dalam inseminasi buatan pada Babi di negara Denmark, karena meningkatkan keberhasilan pembuahan. Babi betina sebelum di Inseminasi dirangsang dengan menaikinya, dipijat pada bagian tubuh tertentu, meraba bagian tubuh tertentu, untuk lebih jelasnya bisa disaksikan di youtube dengan alamat https://www.youtube.com/watch?v=LwEqZ2M52oM dengan judul Pig Production in Denmark.

Sumber Pustaka :

Dr. Ir. Feradis, M.P. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta. Bandung

Jared Diamond. 2019. Evolusi Reproduksi Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta

https://www.youtube.com/watch?v=LwEqZ2M52oM

Google image

Terkait

Komentari

Surel Anda tetap rahasia. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *
Anda boleh menggunakan label dan atribut HTML: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
    Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
PRESTASI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Pegawai
INFOGRAFIS
Harga Produk Hewan