Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)
Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan ternak merupkan harapan seluruh peternak, apalagi jika dapat menekan biaya pakan sehingga keuntungan yang diperoleh semakin meningkat. Namun jika pemberian pakan dalam jumlah banyak dengan memenuhi komposisi protein dan energi yang dibutuhkan ternak tetapi tidak ada pertumbuhan dan perkembangan ternak, hal ini tentu sangat mengecewakan peternak. Jika terjadi keadaan seperti ini berarti ada masalah dalam proses pencernaan atau penyerapan pakan di dalam tubuh ternak. Kondisi ini bisa terjadi pada saat proses pencernaan dalam tubuh ternak atau bisa juga penyerapan nutrisi dalam tubuh ternak yang bermasalah. Masalah pencernaan bisa bermacam-macam penyebabnya, bisa akibat fungsi alat pencernaan yang tidak maksimal dalam mencerna pakan, bisa juga akibat ada penyumbatan pada saluran pencernaan sehingga pakan tidak bisa diproses pada tahap berikutnya yang berakibat berkurangnya penyerapan nutrisi yang dibutukan oleh tubuh. Sumbatan pada saluran pencernaan akibat ternak mengkonsumsi pakan yang tidak seharusnya seperti ternak memakan pelastik, karung atau menjilati bulu-bulu ternak lain (Hair balls).
A. Hair Balls
Hair balls adalah kondisi dimana terbentuknya bola bulu dalam saluran pencernaan hewan. Kasus hair balls bisa terjadi pada ternak riminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba bahkan sering terjadi juga pada kucing. Heir balls terjadi akibat defisiensi mineral dalam tubuh ternak. Kekurangan mineral akan mengakibatkan ternak mencari sumber mineral dari sekelilingnya, salah satunya menjilati bulu ternak lain. Apabila kebutuhan mineral tidak dipenuhi dalam jangka waktu yang lama maka ternak akan terus menjilati bulu ternak lain yang berakibat penumpukan bulu dalam saluran pencernaan dan pada akhirnya membentuk bola. Bola bulu semakin lama semakin besar sehingga menyumbat saluran pencernaan. Jika saluran pencernaan tersumbat tentu akan berakibat buruk terhadap absorbsi makanan di dalam tubuh ternak. Akibat penyumbatan pada saluran pencernaan selain tidak bisa menyerap nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh juga terjadi penumpukan pakan pada salah satu organ pencernaan.
Ternak yang mengalami hair balls pada saluran pencernaan, gejala awal dapat dilihat dari penampilan ternak terjadi penurunan berat badan atau kurus walaupun makan banyak, kondisi ternak lama-kelamaan semakin kurus kemudian lemah, walaupun dilakukan terapi seperti pemberian vitamin dan obat cacing keadaan tetap tidak ada perbaikan kondisi tubuh, bahkan terjadi kelumpuhan yang pada akhirnya terjadi kematian.
B. Kebutuhan Mineral Ternak
Mungkin pepatah “ Mencegah lebih baik daripada mengobati” sangat tepat pada kasus hair balls. Pemberian mineral sesuai kebutuhan ternak setiap hari harus dilakukan agar resiko untuk menjilati bulu ternak lain dapat dihindari. Langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan kebutuhan nutrisi ternak selain mengecek pemberian protein dan sumber energi juga mengecek pemberian mineral apakah sudah memenuhi kebutuhan ternak. Kandungan akan mineral tidak terlalu banyak yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, tapi jika kekurangan mineral akan menjadi masalah. Kekurangan mineral ini akan memicu ternak untuk mencari sumber mineral dari tempat yang lain, misalnya menjilat tanah, kandang atau bulu ternak lain. Bulu-bulu yang dijilat oleh ternak akan masuk ke saluran pencernaan, bulu-bulu tersebut tidak dapat dicerna dan tidak semua keluar bersama feses, sehingga lama kelamaan terakumulasi dan membentuk hair balls.
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen non organik yang memiliki bentuk teratur (sistim kristal) dan terbentuk secara alami (Wikipedia). Kebutuhan akan mineral esensial pada ternak ruminansia selain untuk kebutuhan tubuh ternak juga untuk memenuhi kebutuhan mikroba rumen yang sangat dibutuhkan dalam proses pencernaan makanan pada ternak ruminansi. Mineral esensial terdiri dari unsur mineral makro seperti kalsium, Natrium, Kalium, Fosfor, Magnesium, Klor, dan unsur mineral mikro terdiri dari Besi, Yodium, Seng, Kobalt, Mangan, Tembaga, Molibdenum, Selenium, Kromium, Vanadium, Flourin, Silikon, Nikel, Arsen, Aluminium, Timbal, dan Rubidium. Menurut MicDowell (1992) unsur mineral makro kalsium, Pospor, Mangan, Natrium dan Kalium berperan penting dalam aktivitas fisiologi dan metabolisme tubuh. Kemudian menurut MicDowell (1985) bahwa mineral makro kalsium, Mangan, Natrium dan Fosfor sangat dibutuhkan dalam menjaga keseimbangan pH darah dan transmisi syaraf motorik. Sedangkan unsur mineral mikro berfungsi dalam sistim enzim. Kekurangan mineral makro akan berakibat terganggunya proses fisiologis dalam tubuh ternak. Unsur mineral mikro hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil jika diberikan dalam jumlah banyak dapat bersifat racun. Kekurangan salah satu unsur mineral maka fermentasi mikroba dalam rumen tidak berlangsung dengan baik yang berakibat pada penurunan produktivitas ternak. Mineral tersebut tidak dapat dibuat dalam tubuh ternak, oleh karena itu perlu asupan dari luar melalui pakan atau pemberian mineral langsung misalnya dengan urea mineral blok (UMB) dan lain lain. Kebuthan mineral makro sebesar 100 ppm dan mineral mikro dibawah 100 ppm.
C. Sumber-Sumber Mineral Sebagai Campuran Pakan Ternak
Ada beberapa sumber mineral yang bisa dijadikan campuran pakan ternak ruminansia diantaranya :
a. Tepung kapur
Tepung kapur (CaCO3) terbuat dari proses penggilingan batu kapur, Kandungannya terdiri dari kalsium sebanyak 55 % selain itu juga mengandung zat besi, fosfor dan magnesium.
b. Garam
Garam merupakan sumber natrium dan klor, maksimal pemberian sebanyak 0,25 %. Garam yang diberikan adalah garam yang mengandung yodium.
c. Tepung Cangkang Kerang
Tepung Cangkang kerang memiliki kandungan Kalsium dan Magnesium yang tinggi. Kalsium dan Magnesium merupakan sumber mineral. Tepung cangkang kerang terbuat dari cangkang kerang yang digiling menjadi tepung.
d. Onggok
Onggok merupakan limbah dari pembuatan tepung tapioka, onggok memiliki kandungan Kalsium 0,32 % dan fosfor 0,03 %.
d. Dedak Padi
Kandungan mineral yang terdapat pada dedak padi adalah kalsium 0,20 % dan fosfor 1 %. Masih banyak lagi sumber mineral yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran pada pakan ternak, seperti cangkang telur, cangkang keong, cangkang bekicot dan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA :
ARC (1980) The Nutrients Requirements of Ruminant Livestock. CAB International.
Cuesta, P. A., at al (1993) Seasonal variation of soil and forage mineral consentrations
in nort Florida. Common Sci
Dana, D. J. (1915) A System of Mineralogi. New York.
Fick, K., at al (1979) Methodes of mineral analysis for plant and animal tissue. Dept. Animal Sci. University Florida. Gainesville
MicDowell (2008) Temperature and vegetation effect on soil organic carbon quality
along a forested mean annual temperature gradient in Nort America. Glob
Chang Biol
Sinkankas, John (1996) Mineralogy-First Course ; D. Van Nostrand Company,
Princeton, New Jersey
Underwood, E. J. (1981) The mineral nutrition of livestock. Commonwealth. Agricultural Bureaux, Slough, England.
United States Department of Agriculture. National Agriculture Library