BUDIDAYA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)

BUDIDAYA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE)

Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)

Kambing peranakan etawah (PE) secara umum masih jarang dibudidayakan oleh masyarakat di Kabupaten Lebak. Jika diamati di pedesaan peternak kambing PE skala usahanya masih kecil, pemeliharan rata-rata 2-4 ekor. Baru sebagian kecil peternak yang memelihara kambing PE dengan pola agribisnis.

Kambing PE merupakan kambing dwi guna bisa sebagai kambing perah untuk kambing betina dan sebagai pedaging, terutama pejantan.  Susu kambing PE dipercaya banyak khasiatnya untuk kesehatan karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Sehingga banyak orang yang mengkonsumsi susu kambing PE untuk tujuan kesehatan. Kemudian harga susu kambing PE jauh lebih mahal dari harga susu sapi, bisa mencapai 4-8 kali lipat. Peluang pasar untuk kambing PE masih terbuka luas, baik susu maupun kambingnya.

 

A. Sekilas Sejarah Kambing Peranakan Etawah (PE)

Kambing etawah berasal dari India yang biasa disebut kambing jamunapari. Kambing jamunapari atau yang dikenal di Indonesia sebagai kambing etawah.  Etawah (Uttar Pradesh) merupakan nama daerah di India. Kambing etawah beratnya bisa mencapai 90 kg, dengan produksi susu bisa mencapai 4-5 liter per hari. Sedangkan kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing keturunan dari kambing jamunapari atau etawah, hasil persilangan kambing Etawah dengan kambing lokal indonesia. Berat kambing PE bisa mencapai 90 kg dan produksi susunya sekitar 1-2 liter/hari.

Awalnya mulanya kambing etawah di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda pada zaman penjajahan. Kambing etawah pertama sekali berkembangbiak di Jawa Tengah. Kemudian kambing etawah dikawinkan dengan kambing lokal hasilnya adalah kambing PE. Saat ini kambing PE sudah mulai tersebar di seluruh Indonesia. Penampilan kambing PE memiliki tubuh yang tinggi dan badan yang panjang, telinga yang panjang terkulai ke bawah menghadap kedepan, hidung yang menonjol kedepan dan pada kambing betina bentuk ambing seperti botol terbalik. Secara umum peternak di Jawa Tengah berpendapat bahwa kambing PE asli yaitu kambing dengan warna kepala hitam dan tubuhnya berwarna putih.

 

B. Tahapan Budidaya Kambing Peranakan Etawa (PE)

Usaha peternakan yang sukses tidak lepas dari tiga perinsip ini yaitu : ketersediaan pakan, kualitas bibit yang baik dan managemen yang baik.  Tiga prinsip ini harus bisa saling mendukung satu dengan yang lain untuk keberhasilan usaha peternakan. Berikut ini tahapan yang dilakukan agar usaha peternakan kambing PE bisa berjalan dengan baik.

B.1. Ketersediaan Pakan

Ketersediaan dan kecukupan pakan adalah hal yang pertama dipersiapkan sebelum memulai usaha peternakan kambing PE. Banyak kegagalan usaha peternakan akibat kekurangan pakan. Pakan yang harus tersedia selain rumput juga leguminosa. Pemberian pakan pada kambing PE dalam bentuk segar 10 % dari bobot badan, agar produksi lebih baik bisa juga ditambahkan konsentrat, jika harga konsentrat mahal dapat digantikan dengan dedak atau ampas tahu.

Rumput yang baik diberikan kepada kambing PE adalah rumput setaria, rumput benggala, rumput odot dan rumput lapang sedangkan leguminosa seperti daun gamal, daun lamtoro, daun kelor, daun turi, kaliandra, centrosema dan lain-lain. Pemberian pakan leguminosa harus dilayukan terlebih dahulu, jika diarit hari ini besok baru diberikan pada ternak. Tujuanya adalah untuk menurunkan anti nutrisi yang terkandung dalam leguminosa. Sehingga pemberian leguminosa tidak menimbulkan efek terhadap kesehatan kambing.  Sebaiknya pakan yang diberikan pada kambing PE adalah pakan lokal berkualitas yang mudah di dapatkan. 

Pemberian pakan harus bervariasi, semakin banyak jenis pakan yang diberikan semakin lengkap pemenuhan gizi yang dibutuhkan kambing.  Sehingga pertumbuhan kambing lebih baik, karena setiap jenis tanaman memiliki kelebihan dan kekurangan kandungan nutrisi. Pemberian pakan yang bervariasi diharapakan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak kambing.

Pemberian HPT pada kambing PE tidak boleh dalam bentuk basah oleh embun pagi karena bisa mengakibatkan kembung dan cacingan, karena embun yang menepel pada daun masih terdapat telor cacing.  Pemberian pakan dua kali sehari pagi dan sore hari. Sore hari pakan lebih banyak diberikan agar pada malam hari juga kambing PE masih bisa makan. Pemberian pakan harus memenuhi kebutuhan kambing PE baik jumlah maupun nutrisinya.

Kambing yang bunting, pejantan pemacek, kambing menyusui harus diberikan pakan tambahan berupa konsentrat atau minimal dedak padi atau ampas tahu. Pemberian ini dimaksudkan agar kondisi ternak tersebut tetap fit. Sehingga kambing bunting pertumbuhan induk dan fetus yang dikandung tetap baik, namun untuk betina bunting tidak boleh diberikan pakan yang mengandung lemak terlalu banyak agar tidak terjadi distokia akibat pertumbuhan fetus yang terlalu besar.  Pemberian pakan tambahan pada pejantan agar tetap bisa jadi pemacek yang baik, sedangkan pemberian pakan tambahan pada kambing yang sedang menyusui agar dapat memproduksi susu dengan maksimal.

Sebelum memulai usaha peternakan kambing PE, sebaiknya peternak harus menanam rumput dan leguminosa. Kemudian dihitung produksinya agar seimbang dengan jumlah kambing yang akan dipelihara. Kambing PE didatangkan setelah HPT yang ditanam sudah bisa dipanen.

Pemberian air minum harus selalu tersedia dikandang (adlibitum). Tempat minum bisa berupa ember atau baskom maupun bambu yang berukuran besar yang dibolongin bagian atasnya. sebaiknya sesekali dicampur garam pada air minum.  Air dan wadah tempat minum harus selalu bersih.

 

B.2. Pembuatan Kandang

Kandang kambing PE bisa terbuat dari kayu maupun bambu dengan atap genteng, asbes dan daun rumbia.  Kandang harus dibuat kokoh dan nyaman buat ternak. Kandang harus dapat melindungi kambing dari cuaca yang ekstrim baik panas maupun hujan. Kontruksi kandang harus dibuat sesuai kebutuhan ternak kambing. Sebaiknya kandang menghadap ke timur sehingga sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang. Hal ini bermanfaat disamping menambah vitamin D pada kambing, juga membuat kandang mudah kering.  Kandang harus berbentuk panggung dan laintainya tidak rapat, dibuat ada jarak atau celah sehingga feces dan urin jatuh kebawah kandang dengan mudah.  Namun lantai kandang jangan terlalu renggang karena bisa berakibat kaki kambing terperosok ke sela-sela lantai kandang, keadaan ini dapat mengakibartkan kaki kambing pincang atau patah.

Kandang dibagi atas kandang induk, kandang jantan, dara dan kandang beranak. Tinggi kandang dari tanah ke tanah minimal 1 meter. Berikut ini ukuran kandang kambing PE :

Pejantan : 110 cm x 125 cm/ekor

Induk      : 100 cm x 125 cm/ekor

Beranak  : 120 cm x 120 cm/ekor

Dara        : 100 cm x 125 cm/ekor

 

 

B.3. Pemilihan Bibit

Kualitas bibit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kambing. Oleh karena itu pemilihan bibit yang baik harus dilakukan. Berikut ini ciri-ciri bibit kambing PE yang baik.

Calon Induk yang baik :

  • Sehat
  • Tidak cacat
  • Bulu bersih dan mengkilat, bulu bagian paha belakang panjang
  • Keturunan kembar
  • Tubuh kompak, panjang badan 80-85 cm
  • Usia 1 tahun tinggi minimal 75 cm
  • Gigi lengkap sesuai tahap pertumbuhan
  • Status reproduksi normal
  • Ambing simetris, besar dan seperti berbentuk botol terbalik
  • Hidung dan dahi cembung
  • Ekor melengkung ke atas
  • Telinga penjang, berlipat kedepan, lembut dan menjuntai kebawah

 

 

Calon Pejantan yang baik :

  • Sehat
  • Tidak cacat
  • Telinga panjang berlipat kedepan dan menjuntai kebawah
  • Gelambir panjang dan lebar
  • Ekor melengkung ke atas
  • Bulu bagian paha panjang
  • Bulu bersih dan mengkilat
  • Keturunan kembar
  • Tubuh besar dan panjang badan 85-95 cm
  • Gigi lengkap sesuai masa pertumbuhan
  • Usia 1,5 tahun minimal tinggi 85 cm
  • Status reproduksi normal dan libido tinggi
  • Hidung dan dahi cembung
  • Skrotum besar, simetris dan turun ke bawah atau berbentuk huruf W

Penentuan umur kambing PE dapat dilihat dari pertumbuhan gigi. Berikut ini penentuan umur berdasarkan perubahan gigi :

  • Gigi belum berganti (gigi seri) : Umur kurang dari satu tahun
  • Satu pasang gigi berganti : Umur 1-1,5 tahun
  • Dua pasang gigi berganti  : umur 1,5-2 tahun
  • Tiga pasang gigi berganti : umur 2-2,5 tahun
  • Empat pasang gigi berganti : umur 3-4 tahun
  • Gigi tetap sudah bergesek : umur 4 tahun

 

B.4.  Managemen Kesehatan

Faktor utama untuk mencegah terjangkitnya penyakit pada kambing PE adalah kebersihan, baik kebersihan kandang, tempat minum maupun ternaknya. Berikut ini penyakit yang sering terjadi pada kambing PE.

  1. Kembung Perut

Penyebab       :  Terlalu banyak memakan rumput muda atau rumput berembun

                           sehingga menimbulkan penumpukan gas dalam rumen.

Ciri-Cirinya   :  Perut sebelah kiri kelihatan menggembung jika ditepuk seperti ada udara

                           dan air, kambing kelihatan kesakitan, sulit buang kotoran

Pengobatan  :   Disediakan terlebih dahulu pelepah pepaya, kemudia dimasukkan ke anus,

                           dengan pelepah pepaya tersebut kotoran yang menyumbat dikeluarkan, lalu

                           diberikan air soda atau minyak goreng dan mulutnya di bitahan dengan kayu

                           agar tetap terbuka sehingga gas dapat keluar.

 

  1. Cacingan

    Penyebab       :  Menggembalakan pada lahan yang masih berembun pagi, kandang yang

                               kotor dan becek.

    Ciri-Ciri          :  Bulu kusam dan rontok, kurus dan perut buncit

    Pengobatan   :  Pemberian obat cacing atau obat tradisional yaitu buah pinang digerus lalu

                                dicekokin.

 

  1. Orf

    Penyebabnya  : Virus parapox

    Ciri-cirinya     : Terbentuk kropeng seperti kutil disekitar mulut kambing.

    Pengobatan    : Kropeng dilepas satu persatu lalu dioles betadin atau yodim tintur, bisa

                               juga dengan auto immun.

    Pencegahan    : Pemisahan kambing yang terkena orf dari kambing yang sehat

 

  1. Sakit Mata

     Penyebabnya :  Mata kambing terkena amoniak atau tiupan angin saat transportasi

     Ciri- Ciri          :  Mata bagian putih memerah dan mata bagian yang hitam memutih

     Pengobatan    :  Salep mata di olesin setiap hari sampe sembuh, diteteskan perasan jeruk

 

  1. Scabies

     Penyebab      : Sarcoptes Scabiei

     Ciri- Ciri        : Kulit mengeras, gundul dan berkerak

     Pengobatan   : Diolesin oli bekas sekali tiga hari sampai sembuh

     Pencegahan   :  Pemisahan kambing yang terkena scabies dengan kambing yang sehat

 

B.5. Managemen Reproduksi

      Kambing PE bisa beranak 3 kali dalam 2 tahun. Agar bisa beranak 3 kali dalam dua tahun dapat dicapai maka perlu diperhatikan ketepatan dalam perkawinan sehingga calving interval  atau jarak beranak bisa lebih pendek. Kambing PE betina sebaiknya dikawinkan pada usia minimal 10-12 bulan, sedangkan pejantan usia minimal 15 bulan.  Rasio jantan dan betina 1 : 10. Siklus birahi pada kambing PE 18-21 hari, dengan masa bunting sekitar 5 bulan. Waktu yang tepat dikawinkan pada saat birahi ke 2 setelah melahirkan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA :

Devendra, C. dan Burns, M. (1994) Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB. Bandung

Mulyono, S.(2003) Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya. Jakarta

Murtidjo, B. A. (2001) Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius.

                  Yokyakarta.

Rout, P. K. at al (2004) Jamunapari a diary goat breed in India. Diary goat journal.

Rout, P. K. at al (2012) Genetic Variation and Population Structure in Jamunapari Goats Using

         Microsatelittes, Mitochondrial DNA, and Milk Protein Genes.  The Scintific World Journal

Setiawan, T. dan Tanius, A. (2003) Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar

           Swadaya. Jakarta.

Sodik, A. (2002) Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat. Agromedia

             Pustaka. Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

<

p style=”text-align: justify;”> 

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
Pegawai
Harga Produk Hewan
INFOGRAFIS