DAMPAK DOMESTIKASI HEWAN PADA MANUSIA

Disusun : Asep Rohimat K SPt

Pada awalnya hewan ternak dan hewan kesayangan berasal dari hewan liar dan banyak saudara spesiesnya yang sampai saat ini tetap liar. Domestikasi hewan liar untuk menjadi hewan peliharaan berlangsung ratusan tahun melalui proses seleksi dan perkawinan silang. Domestikasi hewan menghasilkan hewan yang jinak dengan kegunaan spesifik ada tipe pekerja, penghasil daging, susu, bulu, kulit dan keindahan. Ternyata domestikasi yang menghasilkan berbagai tipe kegunaan ternyata menghasilkan dampak negatif baik bagi manusia yang bersinggungan dengan hewan ternak. Hewan domestikasi ternyata membawa kuman yang bisa menular kepada manusia. Kuman harus bertahan hidup dan bereplikasi maka kuman berevolusi pada tubuh manusia. Begitu kuman berevolusi dan menjadi individu yang berbeda dengan moyangnya maka meningkat kemampuan adaptasinya pada tubuh manusia, maka kuman tersebut mempunyai kemampuan menular dari manusia ke manusia, menyebabkan sakit.

Sumber : Google Image

Belakangan ini bermunculan bukti dari penelitian molekuler terhadap mikroba-mikroba penyebab penyakit menular. Bagi banyak mikroba yang bertanggung jawab atas penyakit-penyakit yang hanya menyerang manusia, kini ahli biologi molekuler bisa mengidentifikasi kerabat terdekat mikroorganisme ini. Ternyata kerabat kuman penyakit manusia juga penyebab penyakit menular-namun yang hanya ditemukan pada berbagai spesies hewan ternak dan hewan kesayangan. Diantara hewan, penyakit epidemi juga membutuhkan populasi yang besar yang padat, dan tidak sembarangan menyerang hewan:  epidemi terutama terbatas pada hewan sosial yang menyediakan populasi besar yang dibutuhkan. Oleh karena itu, sewaktu kita mendomestikasi hewan, mereka sudah  terserang penyakit epidemi yang menanti untuk berpindah ke manusia.

Tabel. Hadiah Mematikan dari Hewan Domestikasi

Penyakit Manusia Hewan dengan patogen yang berkerabat paling dekat
Campak
 
Sapi
Tuberkolosis
 
Sapi
Cacar
 
Sapi
Flu
 
Babi dan bebek
Batuk rejan
 
Babi, anjing
Malaria falciparum
 
Burung

Jared Diamond, 2018.

               

Dan untuk mencegah penularan penyakit ini telah ditemukan vaksin. Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit (Wikipedia). Vaksin berasal dari kata vaccinia yang berarti cacar sapi, ternyata hewan domestikasi juga selain membawa penyakit juga menghasilkan penyembuhnya. Sejarah vaksin dimulai oleh penelitian dokter inggris Edward Jenner yang mempelajari penyakit cacar, yang pernah menjadi penyebab banyak kematian. Dia pernah mengetahui pengamatan bahwa orang yang ketularan cacar sapi/vaccinia, penyakit yang tidak berbahaya yang menular dari sapi perah, tidak terdampak penyakit cacar biasa. Maka dokter Jenner melakukan pengujian yang berani, menyuntikan lendir “vaccinia” dari benjolan di tangan gadis pemerah susu ketubuh seorang anak laki-laki. Anak laki-laki ketularan cacar sapi. Enam minggu kemudian Jenner menyuntik si anak laki-laki dengan lendir cacar biasa. Penyakit tersebut tidak muncul vaccinia menyelematkannya, tahun 1798 Jenner mempublikasikan penelitiannya dan menyebar tapi tidak langsung diterapkan. Dibutuhkan waktu dan perang untuk menerapkan vaksinasi.

Gambar. Sapi yang terkena Cacar Sapi dan tangan manusia yang terkena cacar sapi

Pada suatu perang tahun 1870-71 antara Jerman dan Perancis. Jerman melakukan vaksinasi cacar pada  prajuritnya sementara Perancis tidak, dan sesudahnya 300 prajurit jerman mati karena cacar sedangkan Perancis kehilangan 20.000 lebih prajurit yang mati karena cacar. Namun orang Jerman ditanah airnya sendiri tidak divaksinasi, dan 130.000 tewas karena cacar. Akhirnya penguasa Jerman menyimpulkan bahwa vaksinasi harus diwajibkan untuk semua warga Jerman (James C Davis, 2018).

Pustaka :

James C Davis. 2018. The Human Story: Sejarah Kita, dari Zaman Batu Hingga Hari ini. PT, Bentara Aksara Cahaya. Tangerang Selatan

Jared Diamond. 2018. Guns, Germs & Steel : Rangkuman Riwayat Masyarakat Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vaksin

Terkait

Komentari

Surel Anda tetap rahasia. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *
Anda boleh menggunakan label dan atribut HTML: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
Pegawai
Harga Produk Hewan
INFOGRAFIS