Oleh: Iqin Zaeny Mansur, S.Pt.
Banyak peternak kurang begitu memahami tentang Omphalitis atau infeksi kuning telur lewat umbilikus, yang biasa dikenal dengan “mushy chick disease” dan “penyakit pusar”dan faktor-faktor penyebabnya serta cara pengobatan dan pencegahannya. Padahal Omphalitis dapat mengakibatkan kerugian yang cukup signifikan pada usaha peternakan ayam sebab dapat menurunkan produktivitas dan bahkan dapat menyebabkan kematian anak ayam (DOC) pada minggu pertama.
Beberapa bakteri yang berhubungan dengan kasus tersebut adalah Proteus sp., Bacillus sp., Pseudomonas sp., Clostridia sp., Staphylococcus sp., Enterococci dan E. coli. Kematian umumnya meningkat sejak hari pertama setelah menetas dan terutama pada hari ke-4 sampai ke-5 kemudian menurun sekitar hari ke-6 meskipun kematian dapat juga berlangsung sampai minggu ke-3 dengan level kematian kadang mencapai 10 % – 15 % sehingga menjadikan Omphalitis adalah tantangan yang harus dihadapi setelah anak ayam menetas.
Anak ayam yang terinfeksi akan terlihat murung dengan kepala tertunduk, cenderung bergerombol dibawah pemanas, terlihat lemah, perut menggembung, penurunan nafsu makan dan minum, serta diare. Pembedahan post mortem terlihat perubahan warna pada umbilikus dan inflamasi yolk sac (kuning telur) dengan pembuluh darah yang menggelembung, kuning telur tidak terserap sempurna, biasanya bersamaan dengan bau tidak enak. Ayam yang terlihat “mushy” atau demam mengindikasi adanya odema sub kutan, kuning telur menjadi keras.
Pada inkubasi/proses penetasan yang optimal, secara normal anak ayam akan menetas dan lubang pusar (umbilikus) tertutup dengan baik. Pada beberapa kasus, walaupun umbilikus masih terbuka, maka umbilikus tersebut akan tertutup secara alami selama 2 jam hingga bulu anak ayam mengering. Pada kondisi ini, insiden Omphalitis sangat minimal.
Ketika umbilikus tampak ada kelainan, itu akan menjadi tempat masuknya bakteri. Nutrisi dalam yolk dan kombinasi suhu tubuh anak ayam akan menyebabkan perbanyakan bakteri secara cepat. Imunitas yang diturunkan dari induk belum cukup mampu menghadapi serangan dari bakteri karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna.
Gambar Distensi abdomen anak ayam yang menderita infeksi kantung kuning telur (Yolk sac)
Gambar gangguan absorpsi Yolk sac pada anak ayam umur 12 hari akibat adanya infeksi
Beberapa hal yang dapat disarankan :
- Perlakukan anak ayam dalam kondisi suasana yang optimal segera setelah pull chick hingga anak ayam di tebar di brooder dan hindari kondisi yang dingin dan terlalu panas yang akan menghambat penyerapan kuning telur dan penurunan status imunitas.
- Tingkatkan rangsangan agar anak ayam dapat makan lebih banyak segera setelah tiba di kandang untuk mempercepat penyerapan sisa kuning telur.
- Berikan kondisi brooding yang sesuai dengan terget temperatur khususnya 3 hari pertama
- Terapkan sistem Biosekuriti secara disiplin.
Pengobatan yang dapat dilakukan:
- Seleksi dan pisahkan anak ayam yang terindikasi terinfeksi Omphalitis
- Lakukan desinfeksi kandang dan lingkungan secara berkala, desinfeksi tempat pakan dan minum
- Berikan antibiotik seperti yang mengandung Neomisin, Gentamisin, Spektinomisin, Colistin, Oksitetrasiklin, klortetrasiklin, doksisiklin, sulfonamida dan trimetoprim, flumekuin, enrofloksasin.
Daftar Pustaka:
- Tabbu Charles Rangga, Prof., drh., M.Sc., Ph.D., 2000, Penyakit Ayam dan Penanggulangannya, Volume I, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
- Paradiptya Alvin, 3 April 2013, Omphlitis Pada Ayam, http://dokterunggas.com/2013/04/03/omphalitis-pada-ayam/
- Ortega Sopyan Haris, 9 Maret 2012, Pencegahan Omphalitis Untuk Menekan Kematian Minggu Pertama, https://unggasindonesia.wordpress.com/2012/03/09/pencegahan-omphalitis-untuk-menekan-kematian-minggu-pertama/