SEPUTAR MASALAH VAKSINASI

Oleh :  Brita Ariyaningsih, S.Pt

Vaksinasi dalam pemeliharaan ayam perlu dilakukan oleh peternak untuk menanggulangi penyakit menular misalnya Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), Gumboro dan masih banyak penyakit lainnya.  Target dari vaksinasi adalah untuk mencegah timbulnya infeksi dan meredam penyakit dalam membuat kerugian.  Target yang mudah dilihat adalah dalam meredam mortalitas(kematian) dan morbiditas (kesakitan) misalnya vaksin ND.

Beberapa metode vaksin yang umum diterapkan adalah:

1. Tetes mata atau tetes hidung

Vaksinasi tetes mata atau tetes hidung memberi keuntungan antara lain baik untuk kekebalan jaringan, titer antibodi dan keseragaman kekebalan.  Kerugiannya adalah perlu penanganan pada setiap ayam, tingkat stress tinggi dan penetrasi ke jaringan tidak dalam.

Gambar 1.  Vaksinasi melalui tetes mata (intra ocular)

2. Suntikan di lipatan sayap, leher atau dalam daging

Vaksinasi lewat suntik ini baik sekali untuk pembentukan antibodi dan keseragaman kekebalan.  Kekurangannya dalah tingkat stress tinggi, tidak ada kekebalan jaringan dan memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga kerja.

Gambar 2. Vaksinasi pada lipatan leher

3. Air Minum

Vaksinasi lewat air minum banyak dilakukan oleh peternak terutama saat pemberian vaksin Gumboro dan ND.  Vaksinasi lewat air minum ini memberi keuntungan tidak perlu menangani setiap ayam, tingkat stress rendah dan reaksi setelah vaksinasi ringan.  Kekurangannya adalah titernya rendah sampai dengan sedang, perlindungannya terbatas, kekebalan jaringan lemah, keseragaman kekebalan kurang baik dan beberapa ayam tidak tervaksin.

4. Spray

Vaksinasi lewat spray ini memberi keuntungan tidak perlu penanganan pada setiap ayam, baik untuk kekebalan jaringan, penetrasi dan titer antibodi.  Kekurangannya adalah beberapa ayam tidak tervaksin dan keseragaman kekebalan kurang baik.

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan dari beberapa metode vaksinasi di atas maka perlu diperhatikan juga faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksinasi,diantaranya :

  1. Lingkungan dan Pemeliharaan

Temperatur yang ideal (32,2 – 35 °C) , sanitasi dan biosecurity yang baik, ventilasi yang baik (tempat keluar masuknya udara), dan kenyamanan ayam di dalam kandang akan menyebabkan ayam dalam kondisi tanpa stress.  Ayam dalam keadaan tanpa stress akan membuat gertakan kekebalan setelah vaksinasi.

  1. Antibodi Maternal

Adanya antibodi maternal pada Day Old Chicken (DOC) apabila tidak berdaya protektif terhadap infeksi justru akan mengganggu program vaksinasi yang dilakukan.  Hal tersebut dikarenakan akibat vaksin hidup setelah vaksinasi secara sistemik akan beradu dengan antibodi yang ada sehingga jumlah gertakan pengebalan yang terjadi akan menurun.  Contoh yang sering terjadi adalah vaksinasi gumboro, titer antibodi maternal harus dipertimbangkan terlebih dahulu.

  1. Pakan

Apabila pakan megandung mikotoksin, pestisida, logam berat seperti Cu, Pb, atau kualitas pakan rendah atau tidak dikonsumsi dalam jumlah cukup maka pembentukan kekebalan setelah vaksinasi tidak cukup untuk menangggulangi infeksi.

  1. Penyakit

Banyak kegagalan vaksinasi terjadi disebabkan oleh kelemahan sistem kekebalan.  Beberapa penyakit seperti IBD (gumboro), mareks, reovirus adalah contoh penyakit yang mengakibatkan sistem kekebalan tidak berfungsi.

  1. Tatalaksana Vaksinasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  • Hendaknya vaksin selalu tersimpan di tempat dingin/lemari pendingin. Hindari perubahan suhu yang drastis selama penyimpanann.
  • Hindari vaksin dari sinar matahari
  • Sebaiknya vaksin yang sudah dilarutkan, segera dilakukan vaksinasi dan dihabiskan pada hari yang sama
  • Pakailah pelarut vaksin yang steril dan bebas Chlor
  • Sebaiknya jangan memakai vaksin yang sudah kadaluarsa
  • Pemilihan jenis vaksin, strain virus, dosis dan program yang dibuat harus dipertimbangkan dengan cermat.
  • Hindari vaksinasi pada siang hari (cuaca panas)
  • Proses vaksinasi harus dilakukan secara hati-hati
  • Ayam perlu dipuasakan minum selama kurang lebih 2 jam (apabila dilakukan lewat air minum)
  • Ayam perlu diberi antistress sebelum dan sesudah vaksinasi
  • Jumlah pemberian pakan tidak perlu dibatasi baik sebelum atau sesudah vaksinasi dilakukan
  • Botol bekas vaksin aktif dijauhkan dari areal peternakan atau dimusnahkan dengan cara dibakar

SUMBER PUSTAKA

  • Priatno, Martono A.  2004.  Membuat Kandang Ayam.  PT. Penebar Swadaya.  Jakarta
  • Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 1356/Kpts/TU. 210/F/12/2013.  Pedoman Pelaksanaan Pembibitan Ternak Non Ruminansia.  Jakarta.
  • Hadi, U.K. 2005.  Pelaksanaan Biosekuritas pada Peternakan Ayam.  Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehhatan.  Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner.  Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor.

Terkait

Komentari

Surel Anda tetap rahasia. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *
Anda boleh menggunakan label dan atribut HTML: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
Pegawai
Harga Produk Hewan
INFOGRAFIS