PENILAIAN BODY CONDITION SCORING (BCS) DAN PERAN NUTRISI DALAM REPRODUKSI SAPI POTONG

PENILAIAN BODY CONDITION SCORING (BCS) DAN  PERAN NUTRISI DALAM REPRODUKSI SAPI POTONG

 

oleh : drh. Hanik Malichatin

 

BCS berhubungan dengan performan reproduksi dan dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan manajemen pemeliharaan. Kondisi status nutrisi dan endoparasit (terutama cacing) merupakan pengaruh terbesar dalam penampilan skor kondisi tubuh sapi. Penilaian BCS dilakukan secara regular dengan menggunakan teknik yang sederhana yang sangat penting dalam membuat keputusanmnajemen pemeliharaan. BCS dinilai dari angka 1 (sangat kurus) sampai 5 (sangat gemuk). Tahap pertama adalah menentukan bagian tubuh yang sangat penting dalam menentukan nilai dapat dilihat adanya timbunan lemak pada bagian belakang, pangkal ekor, pinggul, pinggang, rusuk dan dada.

 

Kegunaan penilaian BCS antara lain :

  1. Pendugaan status nutrisi (kualitas & kuantitas).
  2. Mengetahui status reproduksi sapi.
  3. Indikasi penyakit2 kronis tertentu.
  4. Indikasi investasi endoparasit (kecacingan atau parasit darah).

 

Ada delapan lokasi sasaran penilaian BCS yaitu :

  1. Tonjolan tegak tulang belakang,
  2. antara tonjolan tegak dengan tonjolan datar tulang belakang,
  3. tonjolan datar tulang belakang,
  4. legok lapar,
  5. tonjolan tulang pinggul depan dan belakang,
  6. daerah antara tonjolan tulang pinggul depan – belakang,
  7. daerah antara tonjolan tulang pinggul depan kiri dengan depan kanan,
  8. Daerah antara tulang ekor dengan tonjolan tulang pinggul belakang.

 

 

 

Gambar Contoh BCS pada Sapi

 

 

Gambar 1 . BCS 1 (sangat kurus, tidak baik untuk reproduksi)
Gambar 2. BCS 2 – 2,75 (kurang baik untuk reproduksi)

 

 

 

 

Keterangan : Ligamentum sacral jelas terlihat dan Ligamentum pangkal ekor tidak dapat dilihat dengan jelas
Gambar 4. BCS 4 (gemuk , kurang baik untuk reproduksi)

 

 

 

Gambar 5. BCS 5 ( sangat gemuk, tidak baik untuk reproduksi)

 

Peran nutrisi dalam reproduksi sapi potong :

  • Bobot badan (BB) menentukan pubertas
  • Pedet dengan cukup gizi yang baik pubertas umur 11 bulan
  • Konsumsi pakan berpengaruh pada ovarium
  • Konsumsi rendah menyebabkan terdundanya pubertas, karena perkembangan folikel terganggu
  • Komplikasi reproduksi sapi pasca beranak umumnya berkaitan dengan masalah nutrisi

 

Daftar Pustaka

Prabowo P. Putro. Bagian Reproduksi dan Obstreti . FKH UGM. 2009

Hafez, E.S.E. (1993) Reproduction in Farm Animal. Lea and Febiger. Philadelphia

Terkait

Komentari

Surel Anda tetap rahasia. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *
Anda boleh menggunakan label dan atribut HTML: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

SEJARAH PIMPINAN DISNAKKESWAN
  • Rahmat Yuniar,.SP.,M.Si
    Tahun 2022-Sekarang
Pegawai
Harga Produk Hewan
INFOGRAFIS